Akan Timbul Dampak Hukum-Politik Serius jika DPR Abaikan 30 Persen Perempuan di AKD

4 weeks ago 12
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Akan Timbul Dampak Hukum-Politik Serius jika DPR Abaikan 30 Persen Perempuan di AKD MK menyatakan agar setiap (AKD) mulai dari komisi, Bamus, Pansus, Baleg, Banggar, BKSAP, MKD, BURT harus memiliki keterwakilan perempuan.(MI/SUSANTO)

PENELITI Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Usep Hasan Sadikin, menegaskan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI wajib menindaklanjuti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 169/PUU-XXI/2024 tentang keterwakilan perempuan minimal 30% dalam pengisian alat kelengkapan dewan (AKD).

“Putusan MK bersifat final dan mengikat. Karena MK tidak punya perangkat eksekusi, maka pelaksanaannya harus dijalankan melalui mekanisme politik-administratif di DPR,” ujar Usep dalam Diskusi Media ‘Keterwakilan Perempuan di Alat Kelengkapan DPR: Segera Laksanakan Putusan MK No. 169/PUU-XXII/2024’ pada Minggu (9/11).

Menurut Usep, pimpinan DPR memiliki tanggung jawab utama untuk memastikan penyusunan struktur AKD sesuai dengan ketentuan baru yang ditetapkan MK.

“Pimpinan DPR wajib menindaklanjuti putusan ini dalam penyusunan struktur alat kelengkapan. Sekretariat Jenderal DPR juga harus memastikan pengisian keanggotaan mengikuti ketentuan MK, dan Badan Musyawarah perlu menyusun jadwal serta formasi dengan memperhatikan kuota perempuan,” tegas Usep.

Ia mengingatkan, apabila DPR mengabaikan pelaksanaan putusan MK tersebut, akan muncul konsekuensi hukum dan politik yang serius dan signifikan.

“Kalau ini tidak dilaksanakan, dampak hukumnya adalah semua produk (UU) dari alat kelengkapan DPR bisa dipersoalkan keabsahannya. Fraksi atau anggota DPR bisa mengajukan keberatan terhadap keputusan yang dibuat AKD karena melanggar prinsip konstitusional keterwakilan perempuan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Usep menjelaskan bahwa potensi gugatan hukum juga semakin terbuka lebar, baik di internal DPR maupun oleh masyarakat sipil.

“Kalau DPR tetap tidak menjalankan putusan MK, publik bisa melakukan judicial review terhadap undang-undang yang dihasilkan oleh DPR. Sebab, proses legislasi yang tidak melibatkan keterwakilan perempuan 30% dianggap cacat konstitusional,” katanya.

Selain dampak hukum, Usep juga menyoroti konsekuensi politik apabila DPR bersikap abai terhadap putusan tersebut.

“Secara politik, DPR akan dinilai sebagai lembaga negara yang tidak patuh pada konstitusi dan tidak menghormati prinsip kesetaraan gender yang dijamin dalam UUD 1945,” ujarnya.

Usep menambahkan, sikap DPR yang mengabaikan putusan MK juga akan menurunkan citra lembaga legislatif di mata publik maupun komunitas internasional, serta berpotensi menimbulkan aksi protes dari publik.

“Kalau DPR tetap menolak melaksanakan putusan ini, tekanan politik akan semakin kuat, baik dari masyarakat sipil di dalam negeri maupun lembaga internasional. Dunia akan melihat DPR sebagai lembaga yang tidak patuh pada hukum dan komitmen kesetaraan gender,” pungkasnya. (Dev/M-3)

Read Entire Article