Liputan6.com, Jakarta - Layanan dompet digital global dari Ant International, Alipay+, merilis temuan kunci mengenai tiga tren penting yang diprediksi akan membentuk industri pariwisata global pada tahun 2025 dan tahun-tahun berikutnya.
Temuan ini beriringan dengan perluasan ekosistem pembayaran dan layanan digital Alipay+ yang semakin masif, bertujuan mendukung pertumbuhan pariwisata yang inklusif dan efisien.
Presiden Ant International, Douglas Feagin, menegaskan bahwa dompet digital berperan vital dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi lokal.
"Alipay+ mendukung sektor pariwisata melalui pembayaran dan layanan digital berbasis AI, memungkinkan merchant online maupun offline, mitra pariwisata, dan perusahaan fintech untuk terhubung lebih baik dengan wisatawan," ujarnya, dikutip Senin (13/10/2025).
Perluasan ekosistem Alipay+ mencakup tiga pilar utama:
- Pembayaran: Jangkauan pembayaran lintas negara telah melebihi 100 negara, didukung oleh 40 mitra dompet digital dan bank, melayani 1,8 miliar pengguna.
- Mitra: Kemitraan baru memungkinkan pengguna Bluecode (Eropa), PayPay (Jepang), dan KBank (Thailand) untuk bertransaksi menggunakan aplikasi mereka sendiri saat bepergian ke luar negeri.
- Layanan: Inovasi mencakup (i) Alipay+ Voyager, agen perjalanan AI terintegrasi dengan mitra seperti Trip.com, Agoda, dan Grab; (ii) Alipay+ GenAI Cockpit, solusi AI-as-a-Service untuk membantu dompet digital menciptakan solusi berbasis AI; dan (iii) Perluasan sistem pengembalian pajak digital dengan Global Blue untuk pengalaman end-to-end yang mulus.
Pembayaran Mobile Dorong Pertumbuhan Inklusif
Tren pertama menyoroti semakin masifnya adopsi pembayaran mobile oleh wisatawan. Pada paruh pertama 2025, lebih dari 6,5 juta pengguna dompet digital memanfaatkan Alipay+ untuk transaksi lintas negara.
Kenaikan transaksi melalui agen perjalanan online dan merchant fisik tercatat lebih dari 30%. Hal ini menunjukkan kemudahan dan kenyamanan pembayaran yang dirasakan wisatawan, seolah bertransaksi layaknya warga lokal.
Demi memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan, Alipay+ meningkatkan kolaborasi dengan jaringan pembayaran nasional.
Hasilnya, transaksi menggunakan kode QR berstandar nasional hampir meningkat dua kali lipat (2x), membuka akses bagi wisatawan untuk bertransaksi di UMKM dan merchant di kota-kota kecil, termasuk destinasi populer di Asia seperti Korea Selatan, Malaysia, Singapura, Kamboja, dan Sri Lanka.
Tren Value Travelling dan Efisiensi Anggaran
Wisatawan kini lebih cenderung memilih value travelling, fokus pada destinasi jarak dekat, harga terjangkau, dan pengeluaran di pelaku usaha lokal.
Asia muncul sebagai wilayah dengan pertumbuhan pariwisata global tertinggi pada 2025, dengan Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Asia Tenggara menjadi destinasi terpopuler. Transaksi perjalanan di negara-negara Asia melalui mitra Alipay+ melonjak 32% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Wisatawan semakin berhemat tanpa mengesampingkan pengalaman lokal. Pemanfaatan platform promosi dalam aplikasi, A+ Rewards, tumbuh 57%. Selain itu, transaksi di pelaku usaha lokal dengan rata-rata di bawah US$10 meningkat 37% year-on-year (yoy).
Meskipun Eropa masih diminati (Prancis, Italia, Jerman, UK), negara-negara seperti Hungaria, Yunani, dan Norwegia mencatat pertumbuhan transaksi tertinggi, mengindikasikan wisatawan mencari destinasi baru sambil memaksimalkan anggaran perjalanan.
Pengalaman Personal
Tren terakhir menunjukkan pergeseran alokasi anggaran wisatawan ke sektor yang lebih beragam dan khusus, tidak lagi terbatas pada ritel.
Walau transaksi di objek wisata dan kuliner tetap signifikan, alokasi pengeluaran untuk produk lokal seperti kecantikan, medis, dan pendidikan juga meningkat. Contohnya, transaksi produk K-beauty di Korea Selatan meroket 115% yoy.
Dalam hal transportasi, transaksi pada platform ride-hailing tercatat meningkat dua kali lipat, dan transportasi umum naik hampir 50%.
Perluasan layanan Alipay+ pada moda transportasi dan merchant memudahkan wisatawan menjangkau kota-kota sekunder seperti Shikokuchūō di Jepang, Jeollabuk-do di Korea Selatan, Semporna di Malaysia, dan Provinsi Phra Nakhon Si Ayutthaya di Thailand, mendukung pariwisata yang lebih bertanggung jawab dan otentik.