Liputan6.com, Jakarta - Cuaca mendung disertai hujan cukup deras mengguyur Sirkuit Lapangan Tritan Point, Cipadung Wetan, Bandung, Jumat (10/10/2025). Namun, suasana alam tersebut, tak mengurangi "hawa panas" yang sangat terasa di arena lokasi penyelenggaraan kejuaraan motocross dan grasstrack bergengsi Trial Game Dirt (TGD) 2025.
Meski lintasan becek dan berlumpur, sejumlah rider lokal dan nasional harus tetap bersemangat memacu motornya, karena balapan sudah memasuki putaran final alias seri ke lima. Rencananya, balapan pemuncak ini, berlangsung dua hari sejak 10 hingga 11 Oktober 2025.
Menurut Wakil Ketua Penyelenggara Trail Game Dirt 2025 dari Genta Auto and Sport, Abed Nego, gelaran seri kelima ini, bakal berjalan sengit, karena merupakan balapan puncak sekaligus perebutan gelar juara.
Di seri final ini ada empat kelas yang diperlombakan, yakni kelas Non-Seeded, yang diikuti 10 pembalap atau starter. Kemudian Campuran Open, 12 starter dan FFA Open sebanyak 19 starter. "Sedangkan, FFA Master masih membuka pendaftaran hingga Sabtu ini, saat ini sudah ada 5 peserta," kata Abed Nego
Dikatakan Abed Nego, putaran final ini sengaja diadakan di Bandung, setelah sekian lama absen. Terakhir, Trail Game digelar di tahun 2014. "Kami memilih Bandung karena antusiasme pembalap di Jawa Barat meningkat tajam. Banyak juga pembalap muda yang kini menunjukkan potensi besar,"
"Perseteruan" di ajang yang diinisiasi oleh 76Rider ini, juga akan terasa spesial. Ini, kata Abed, lantaran menawarkan tantangan berbeda, sebab layout lintasan akan diubah dan tidak sama dengan seri sebelumnya.
Gelaran Kejuaraan Dunia Motocross alias MXGP seri Indonesia akhirnya rampung. Tak sedikit yang menilai MXGP Indonesia cukup sukses, terlebih tanpa adanya promosi besar-besaran. Bahkan, ada netizen yang menilai gelaran MXGP lebih ramai dihadiri ket...
Hadirkan 5 Seri di Lima Kota
Menurutnya, karakter sirkuit Bandung berbeda. Di sini campuran tanah dan batu, jadi pembalap harus benar-benar menyesuaikan setelan motor—ban, rantai, hingga suspensi. Karena ini seri final, sirkuitnya dibuat lebih menantang untuk menentukan siapa juara umum 2025.
Abed Nego mengungkapkan untuk tahun ini, Trail Game Dirt 2025 menghadirkan lima seri yang digelar di lima kota berbeda, yakni Semarang, Sidoarjo, Probolinggo, Solo, dan Bandung sebagai penutup. Setiap seri mencatat tingkat partisipasi yang tinggi, dengan Sidoarjo menjadi seri paling ramai sepanjang penyelenggaraan tahun ini.
Ideal buat Konsep Urban Circuit
Lebih lanjut, Abed menjelaskan pemilihan Sirkuit Tritan Point bukan tanpa alasan. Lokasi ini dianggap paling ideal untuk konsep urban circuit, yang menjadi tema besar penyelenggaraan tahun 2025.
"Kami ingin menampilkan suasana baru di tengah kota besar. Sirkuit Tritan punya karakter unik dengan campuran tanah dan batu, menuntut ketepatan pembalap dalam menyetel motor, mulai dari ban, rantai, hingga suspensi," jelas Abed.
Pembalap Tuan Rumah Bikin Grogi Pesaing
Sementara itu, pembalap tuan rumah, Fariq Raditya Putra Pratama dari DK Racing Team Bandung menjadi salah satu rider yang paling menarik perhatian. Crosser muda ini turun di kelas seeded dan FFA Open, bersaing langsung dengan para pembalap nasional seperti M Zidane Alnesa, Asep Lukman, dan Lantian Juan.
"Saya rider asli Bandung. Rasanya senang banget Trail Game akhirnya balik lagi ke sini. Semoga bisa sering-sering diadakan di Bandung," ujar Fariq yang baru dua tahun menekuni dunia balap trail setelah sebelumnya aktif sebagai atlet sepeda downhill.
"Enggak grogi, malah santai aja. Mungkin yang harusnya grogi mereka," ujar Fariq. "Obstacle-nya kelihatannya gampang, tapi waktu dicoba ternyata susah. Bagian jumping kurma itu paling tricky. Tapi buat saya, yang penting finish dengan selamat dan nambah pengalaman," kata Fariq.