Belajar Melalui Bermain: Strategi Pendidikan Anak yang Terlupakan

5 hours ago 6
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
  Strategi Pendidikan Anak yang Terlupakan (MI/Duta)

PENDIDIKAN formal saat ini terjebak dalam paradigma yang keliru: mengorbankan proses belajar yang menyenangkan dan alamiah, yakni bermain, di altar pencapaian nilai ujian yang kaku. Padahal, penelitian membuktikan bahwa pendekatan inilah kunci untuk membangun motivasi intrinsik dan kemampuan kritis anak, yang justru sedang ditinggalkan.

Sebagaimana ditegaskan oleh Ong, Lisniasari, dan Wijaya (2022), kegiatan belajar sambil bermain secara signifikan meningkatkan kemampuan psikomotorik anak usia dini, khususnya ketika media dan metodenya disesuaikan dengan minat dan bakat tiap-tiap anak. Melalui bermain, anak tidak hanya merasa nyaman dan gembira, tetapi juga terstimulasi oleh tantangan yang menciptakan lingkungan belajar lebih efektif daripada situasi penuh tekanan. Pada hakikatnya, bermain merupakan sarana alami bagi anak untuk menyerap konsep, mengolah informasi, dan bereksperimen dengan ide-ide baru.

Keunggulan utama metode ini terletak pada kemampuan membangkitkan motivasi intrinsik—anak belajar bukan karena paksaan atau iming-iming nilai, melainkan didorong oleh rasa ingin tahu yang tulus, yang menjadi fondasi kokoh untuk pembelajaran seumur hidup.

Selain itu, bermain berperan sebagai media efektif untuk mengasah kreativitas. Saat menyusun balok, menggambar, atau merangkai cerita, anak belajar mengolah imajinasi dan menciptakan sesuatu yang orisinal—sebuah kemampuan yang kian vital dalam dunia kerja yang dinamis dan penuh tuntutan inovasi.

Tidak hanya kreativitas, kemampuan menyelesaikan masalah juga terasah melalui bermain. Anak menghadapi beragam tantangan, baik teknis maupun sosial, yang mendorongnya untuk mencoba berbagai solusi, mengambil keputusan, dan belajar dari kesalahan secara mandiri. Proses ini melatih keterampilan berpikir kritis sejak dini.

Namun, ironisnya, begitu anak memasuki jenjang pendidikan formal, kegiatan bermain justru sering dipinggirkan. Waktunya dikurangi, bahkan dihilangkan demi mengejar target akademik semata. Padahal, pada usia inilah pendekatan belajar melalui bermain seharusnya memegang peranan paling vital, justru ketika tuntutan akademis mulai meninggi.

MENGAPA BELAJAR MELALUI BERMAIN PENTING?

Belajar melalui bermain itu penting dilakukan karena dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif dan menyenangkan sehingga membuat anak nyaman belajar. Ada tiga alasan mengapa belajar melalui bermain penting, terutama untuk anak usia sekolah dasar. Pertama, mendukung perkembangan holistik. Bermain tidak hanya mengasah kemampuan kognitif, tetapi juga motorik, emosional, sosial, dan bahasa anak. Misalnya, bermain peran bisa membantu anak belajar berkomunikasi, memahami emosi, dan membangun empati.

Kedua, meningkatkan motivasi dan minat belajar. Saat anak bermain, mereka merasa senang dan tertarik. Ini menciptakan motivasi intrinsik yang lebih kuat daripada pembelajaran yang bersifat paksaan atau menghafal.

Ketiga, menumbuhkan kreativitas dan pemecahan masalah. Aktivitas bermain mendorong anak untuk mencoba hal baru, membuat keputusan, dan memecahkan tantangan dengan caranya sendiri. Keempat, membangun kemandirian dan kepercayaan diri. Melalui bermain, anak belajar mengambil inisiatif dan membuat pilihan. Ini membantu mereka tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan mandiri.

STRATEGI BERMAIN SAMBIL BELAJAR SERING TERLUPAKAN

Meskipun strategi bermain sambil belajar telah terbukti efektif dalam mendukung perkembangan holistik anak, praktik baik ini sering terlupakan akibat lima tantangan utama. Pertama, dominannya tekanan akademik yang memprioritaskan pencapaian nilai seperti membaca dan berhitung sejak dini sehingga proses belajar yang menyenangkan terabaikan.

Kedua, miskonsepsi bahwa bermain membuat anak malas atau tidak disiplin. Padahal, penelitian Agustina (2022) membuktikan bahwa bermain justru mengembangkan kemampuan sosial, empati, dan pemecahan masalah.

Ketiga, kurikulum padat yang berorientasi pada ujian dan indikator pencapaian kaku, menyisakan sedikit ruang untuk eksplorasi dan diskusi. Keempat, keterbatasan fasilitas seperti alat permainan edukatif dan ruang terbuka, terutama di sekolah beranggaran terbatas, yang menghambat penerapan belajar aktif. Kelima, stigma sosial di kalangan orangtua yang menganggap bermain sebagai aktivitas tidak produktif sehingga memaksa anak belajar formal secara dini.

PENGALAMAN BELAJAR DI SD SUKMA BANGSA BIREUEN

Sekolah Sukma Bangsa Bireuen menerapkan berbagai model dan strategi pembelajaran inovatif yang berpusat pada konsep belajar melalui bermain (play-based learning), menciptakan lingkungan edukasi yang dinamis dan menyenangkan. Guru ditantang merancang metode pembelajaran yang variatif, tidak terbatas pada ceramah konvensional, tetapi diperkaya dengan diskusi kelompok, presentasi interaktif, serta integrasi permainan dalam proses belajar.

Dalam pembelajaran matematika, siswa melakukan simulasi jual-beli di kelas di mana mereka berperan sebagai pembeli, penjual, dan kasir. Melalui aktivitas ini, mereka praktik langsung operasi hitung, menghitung diskon, dan mengelola uang kembalian. Metode ini tidak hanya membuat matematika menjadi konkret dan menyenangkan, tetapi juga melatih kecakapan hidup seperti negosiasi dan pengambilan keputusan.

Sementara itu, pada mata pelajaran Sains, siswa secara aktif terlibat dalam berbagai eksperimen sederhana yang dirancang untuk merangsang rasa ingin tahu dan membangun pemahaman konseptual melalui pengalaman empiris. Melalui kegiatan seperti menanam biji untuk mempelajari pertumbuhan tanaman, merakit rangkaian listrik sederhana, atau mengamati reaksi kimia dengan bahan sehari-hari, peserta didik tidak hanya memahami teori secara lebih mendalam, tetapi juga mengembangkan keterampilan proses ilmiah seperti observasi, prediksi, dan analisis.

Pendekatan hands-on ini mengubah Sains dari sekadar hafalan fakta menjadi petualangan penemuan yang memicu keajaiban intelektual, sekaligus menanamkan fondasi berpikir kritis dan apresiasi terhadap metode ilmiah dalam konteks kehidupan nyata.

Selain aspek akademik, sekolah juga sangat memperhatikan pengembangan minat dan bakat siswa melalui beragam kegiatan ekstrakurikuler. Pramuka, seni tari, musik, olahraga, dan bahkan coding menjadi wadah bagi siswa untuk mengeksplorasi potensi diri di luar kurikulum formal. Melalui partisipasi dalam kegiatan-kegiatan ini, siswa membangun kepercayaan diri, kemampuan berekspresi, serta aktualisasi diri secara positif. Kolaborasi antara pembelajaran formal yang menyenangkan dan pengembangan non-akademik ini menciptakan ekosistem pendidikan holistik yang mempersiapkan siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Pada akhirnya, mengembalikan hakikat bermain dalam pendidikan bukanlah tentang mengorbankan pencapaian akademik. Justru sebaliknya, ini adalah strategi untuk mencapai tujuan tersebut dengan cara yang lebih manusiawi, efektif, dan berkelanjutan. Sudah waktunya kita menggeser paradigma: dari melihat bermain sebagai aktivitas ‘yang tidak serius’ menjadi metode belajar ‘yang serius dan powerful’ untuk membentuk generasi pembelajar kreatif, kritis, dan penuh semangat.

Read Entire Article