
MERAYAKAN 80 tahun Kemerdekaan Indonesia, kompetisi tahunan panjat tebing kembali diadakan. EIGER Adventure Kompetisi ini dianggap bergengsi oleh banyak atlet-atlet panjat tebing legenda tanah air. Pasalnya kompetisi dengan nama EIGER Independence Sport Climbing Competition ini selalu jadi tolak ukur, seberapa tinggi performa juga prestasi para atlet panjat khususnya atlet muda di ajang level nasional.
Dimulai sejak Kamis (14/8) sampai putaran final pada Minggu (17/8) kompetisi panjat tebing EISCC bakal diselenggarakan di Eiger Flagship Store Jalan Sumatera, Kota Bandung. Papan panjat berstandar internasional yang terpasang di Eiger Jalan Sumatera bakal jadi saksi, perebutan titel terbaik nasional untuk kategori lead juga speed.
Mengapa EIGER sebagai brand asal Bandung penyedia perlengkapan petualangan dan panjat tebing memiliki kaitan kuat khususnya di Indonesia?
Putar ulang sejarah kurang lebih 30-an tahun silam, sekitar medio 1980-an, kala itu dunia panjat tebing di Indonesia mulai ramai diperbincangkan dan diminati masyarakat. Cerita tentang olahraga pemanjatan diterbitkan di koran-koran, juga majalah olahraga dan petualangan. Pada dasarnya, petualangan di alam terbuka gunung dan hutan memang berkaitan erat dengan dunia pemanjatan.
Mario Pratama Chief Operating Officer EIGER Adventure menceritakan, berbarengan dengan momentum tersebut, EIGER Tropical Adventure, brand penyedia perlengkapan luar ruang asal Bandung dilahirkan pada tahun 1989, di tengah riuh panjat tebing di kalangan anak-anak muda petualang dan pecinta alam.
“Dipelopori Harry Suliztiarto dan Mamay S. Salim, panjat tebing makin digandrungi. Medio 1980-an kedua orang ini menjadi tim pertama dari Indonesia yang berhasil mencapai puncak Gunung Eiger di Swiss, tepatnya di tahun 1986. Keberhasilan ekspedisi menuju puncak Gunung Eiger ini yang akhirnya memberi inspirasi nama brand EIGER Adventure,” kisah Mario.
Bertemu langsung dengan Mamay S Salim ia bercerita pencapaian ke puncak Gunung Eiger dilalui menggunakan jalur pemanjatan yang sangat ekstrem pada kondisi cuaca berbahaya jauh di bawah titik beku.
“Berita kesukesan tim kami di Gunung Eiger pun meledak di tanah air. Untuk pertama kalinya kita membuat jalur dan memberi nama Indonesian Route untuk mencapai Gunung Eiger di Swiss,” kata Mamay salah satu legenda panjat tebing Indonesia, sekaligus sebagai Senior Advisor untuk EIGER Adventure.
Ribuan foto arsip lahirnya panjat tebing modern di Indonesia disimpan rapi oleh Mamay, di ruang kerjanya di Eiger Adventure Service Team, Jalan Sumatera Kota Bandung. Mamay merekam secara disiplin dan rapi, menyusun berbagai jejak sejarah panjat tebing Indonesia dalam bentuk kliping pemberitaan, maupun arsip foto yang disimpan dalam bentuk digital maupun lembaran.
“Dalam sejarahnya, EIGER ikut hadir di tengah petumbuhan masif olahraga panjat tebing modern di Indonesia. Dimulai dari pendakian ke Gunung Eiger di Swiss, pemanjatan ke Tebing Citatah yang semakin digandrungi, hingga dinding papan panjat berbahan dasar blok resin pertama di Indonesia yang dibangun oleh EIGER di Flagship Store Jalan Cihampelas pada 2001 silam,” ungkap Mamay.
Tidak berhenti di situ, menurut cerita Mamay, pada 2001 silam EIGER pun melahirkan penyelenggaraan event panjat dinding skala nasional bernama EISCC - Eiger Independence Sport Climbing Competition.
“Pada saat itu EISCC terlahir sebagai event panjat yang bergengsi. Dihadiri atlet panjat dari seluruh Indonesia datang ke Bandung. Perlombaan diadakan oleh EIGER di dinding panjat berbahan blok resin pertama di Indonesia yang ada di EIGER Cihampelas,” cerita Mamay.
Sejak hari itu, dari Arsip foto Mamay terekam bagaimana EIGER lewat kompetisi EISCC menjadi ruang bagi para atlet panjat tebing untuk tumbuh, mengasah mental juang, dan menantang batas mereka menuju panggung dunia. Bertahu
“Setiap tahunnya sejak 2001 hingga tahun 2025 ini, kompetisi panjat EISCC masih dianggap sebagai salah satu tolak ukur, bagaimana perkembangan prestasi dan performa atlet muda hingga senior dari seluruh Indonesia,” pungkas Mamay. (RO)