Canggih! AI Google Bongkar 20 Bug Keamanan di Ekosistem Open Source

1 day ago 5
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta Google baru saja mengumumkan terobosan baru dalam dunia keamanan siber, di mana perusahaan memperkenalkan kecerdasan buatan (AI) teranyarnnya yang dijuluki Big Sleep.

Raksasa mesin pencari itu mengklaim, AI keamanan siber buatannya mampu mendeteksi 20 celah keamanan pada berbagai perangkat lunak open source yang banyak digunakan di seluruh dunia.

Temuan ini menandai langkah penting dalam upaya otomatisasi deteksi kerentanan digital dengan dukungan teknologi AI.

Mengutip TechCrunch, Kamis (14/8/2025), Heather Adkins, Wakil Presiden Keamanan Google, menjelaskan Big Sleep merupakan hasil kolaborasi antara DeepMind, divisi riset AI Google, dan tim elit pemburu bug Project Zero.

AI ini dirancang menggunakan pendekatan Large Language Model (LLM), membuatnya mampu menganalisis kode dan mendeteksi potensi kelemahan secara mandiri.

Beberapa software terdampak di antaranya adalah FFmpeg, pustaka pemrosesan audio-video, dan ImageMagick, perangkat lunak manipulasi gambar yang kerap digunakan dalam pengembangan web dan aplikasi multimedia.

AI Google Bekerja Otomatis, Tim Manusia Tetap Jadi Penentu

Meski AI milik Google, Big Sleep, bekerja secara otomatis dalam menemukan celah keamanan, perusahaan tetap menegaskan pentingnya peran manusia dalam proses akhir pelaporan.

Kimberly Samra, juru bicara Google, menjelaskan bahwa setiap kerentanan awalnya memang ditemukan dan direproduksi oleh sistem AI tanpa campur tangan manusia.

Namun, sebelum laporan dikirimkan kepada pengembang perangkat lunak yang bersangkutan, hasil temuan itu harus melewati proses verifikasi manual oleh pakar keamanan internal.

Tujuannya adalah memastikan bahwa setiap bug yang dilaporkan benar-benar valid dan dapat ditindaklanjuti secara teknis. “Setiap bug ditemukan dan diuji ulang oleh AI.

Kolaborasi AI dan Manusia Jadi Standar Terbaik

"Tapi sebelum dilaporkan, kami pastikan kualitasnya melalui pengecekan manual,” tegas Samra.

Hal ini menunjukkan kolaborasi antara AI dan tenaga ahli manusia masih menjadi standar terbaik dalam menjaga keamanan digital.

Royal Hansen, Wakil Presiden Engineering Google, menyebut langkah ini sebagai "batas baru dalam penemuan kerentanan otomatis", menggambarkan era baru di mana mesin dan manusia saling melengkapi dalam memerangi ancaman siber.

Persaingan Alat AI Pemburu Bug Semakin Ketat

Big Sleep bukan satu-satunya AI yang kini beroperasi sebagai pemburu bug di dunia siber.

Sejumlah alat AI lain mulai menunjukkan kapabilitasnya dalam mendeteksi kerentanan dengan tingkat akurasi yang terus meningkat.

RunSybil dan XBOW merupakan dua contoh alat AI yang mulai populer di komunitas keamanan digital.

Bahkan, XBOW sukses meraih posisi teratas di papan peringkat HackerOne, sebuah platform bug bounty bergengsi yang banyak digunakan oleh perusahaan teknologi besar di Amerika Serikat.

Pencapaian ini menjadi sinyal bahwa keberadaan AI dalam praktik keamanan siber kini bukan lagi sekadar eksperimen, melainkan sudah menjadi solusi nyata yang digunakan secara luas.

Namun, keberhasilan ini juga datang dengan tantangan tersendiri, mulai dari risiko laporan palsu (false positives) hingga tantangan etika dalam penggunaan AI untuk mengeksplorasi sistem digital.

Komunitas keamanan global kini dituntut untuk menyeimbangkan kemajuan teknologi ini dengan pengawasan ketat agar hasilnya tetap akurat dan tidak merugikan pengembang perangkat lunak.

Ancaman Halusinasi AI, Antara Potensi dan Kekhawatiran

Meskipun keberadaan AI seperti Big Sleep membawa harapan baru dalam deteksi celah keamanan, tidak sedikit pengembang perangkat lunak yang justru mengeluhkan efek sampingnya.

Salah satu isu yang mencuat adalah fenomena "halusinasi AI", yaitu ketika sistem kecerdasan buatan melaporkan adanya bug yang sebenarnya tidak ada.

Laporan-laporan semacam ini membebani para pengembang karena harus menyelidiki masalah yang ternyata tidak valid.

“Masalahnya, kami menerima banyak laporan yang terlihat seperti emas, padahal kenyataannya hanya sampah,” ujar Vlad Ionescu, CTO dari RunSybil, yang juga mengembangkan alat AI serupa.

Meski begitu, Ionescu tetap menilai Big Sleep sebagai proyek yang dirancang dengan baik.

Ia menyoroti kolaborasi antara DeepMind, yang kuat dalam teknologi AI, dan tim Project Zero yang berpengalaman dalam menemukan kerentanan sebagai faktor yang menjadikan Big Sleep layak mendapat perhatian lebih.

Apabila dikembangkan dengan hati-hati dan disertai pengawasan manusia yang tepat, teknologi ini berpotensi menjadi salah satu alat terdepan dalam menjaga ekosistem digital dari ancaman keamanan yang semakin kompleks.

Read Entire Article