
BERLARI adalah salah satu olahraga yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh, mulai dari menurunkan tekanan darah hingga menjaga berat badan ideal. Namun, risiko tersembunyi bagi kesehatan jantung muncul ketika berlari dalam jarak jauh, seperti marathon.
Menurut Dr. Aron Husink, SpJP (K), FIHA, dokter spesialis jantung di Mayapada Hospital Tangerang, berlari memang dapat memperkuat otot jantung dan memperbaiki sirkulasi darah. Namun, manfaat ini hanya bisa dirasakan jika latihan dilakukan sesuai dengan kondisi fisik individu.
Seringkali, peserta yang belum pernah memeriksakan kondisi jantungnya tiba-tiba mengalami serangan jantung setelah mengikuti program latihan atau event lari. Tanpa penanganan medis yang tepat, kondisi ini bisa berakibat fatal.
Latihan yang berlebihan tanpa cukup waktu istirahat berisiko menimbulkan peradangan sistemik yang meningkatkan kemungkinan serangan jantung. Risiko ini lebih tinggi pada individu dengan riwayat penyempitan pembuluh darah, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, merokok, atau keluarga dengan riwayat penyakit jantung koroner pada usia muda.
Kenali Sinyal Bahaya
Dr. Aron mengingatkan pentingnya mengenali gejala berbahaya saat berlari, seperti nyeri dada, sesak napas, detak jantung yang terlalu cepat atau tidak teratur, pusing, atau hampir pingsan. Gejala-gejala ini bisa menjadi tanda masalah jantung yang memerlukan penanganan segera.
Jika merasakan gejala tersebut, segera hentikan latihan dan cari bantuan medis. Mengabaikan tanda peringatan dapat memperburuk kondisi jantung dan meningkatkan risiko kematian mendadak.
Pentingnya Pemeriksaan Jantung
Bagi individu berusia 30-35 tahun ke atas, sangat disarankan untuk memeriksakan jantung sebelum mengikuti event lari. Pemeriksaan ini penting untuk mendeteksi potensi penyempitan pembuluh darah atau kelainan jantung sejak dini.
Persiapan dan Pencegahan
Untuk memastikan berlari tetap aman bagi jantung, latihan harus dilakukan secara bertahap, dengan perhatian pada hidrasi, pola makan seimbang, dan istirahat yang cukup. Mendengarkan tubuh adalah langkah pencegahan yang krusial. Jika merasa kelelahan berlebihan atau nyeri, segera berhenti dan periksa kondisi tubuh.
Pelari dengan faktor risiko, seperti hipertensi, diabetes, atau riwayat penyakit jantung, disarankan berkonsultasi dengan dokter sebelum berlatih. Pemeriksaan jantung seperti elektrokardiogram (ECG) dan treadmill test bisa membantu mengidentifikasi masalah jantung, sedangkan ekokardiografi memberikan penilaian lebih detail tentang fungsi jantung.
Kesimpulan
Pelari yang rutin memeriksakan kondisi jantung dan mendengarkan tubuhnya memiliki risiko lebih rendah terhadap masalah kesehatan jantung. Disiplin menjaga kesehatan adalah investasi jangka panjang untuk kinerja dan keselamatan, sekaligus memastikan pengalaman berlari yang lebih aman. (Z-10)