Cerita Inspiratif di Balik Mahakarya Tifo Raksasa PON Bela Diri Kudus 2025

2 days ago 3
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Liputan6.com, Jakarta Gemuruh semangat PON Bela Diri 2025 Kudus diawali dengan pemandangan spektakuler di Alun-alun Simpang Tujuh. Di tengah riuhnya acara kick-off, ribuan pasang mata terpukau menyaksikan tifo raksasa berukuran 50 x 25 meter yang terbentang megah di lapangan utama.

Namun, di balik kemegahan itu tersimpan kisah inspiratif tentang kerja keras, ketekunan, dan semangat delapan anak muda Kudus yang tergabung dalam komunitas Kudus Smart Art yang merupakan sekelompok seniman kreatif yang menjadi arsitek di balik mahakarya ini.

Dari Sketsa ke Mahakarya

Kisah tifo ini bermula ketika panitia PON Bela Diri 2025 mempercayakan pembuatan ilustrasi kepada Guruh Indra, seniman lokal Kudus yang lebih dikenal dengan nama Mbutz Gambutz.

Guruh menyiapkan konsep visual yang menggambarkan karakter Kudus dan semangat PON Bela Diri yaitu harimau Muria, Menara Kudus, dan figur atlet bela diri dengan tagline resmi, “Bela Diri Itu Prestasi.”

Setelah ilustrasi disetujui panitia, proses produksi diserahkan kepada Kudus Smart Art untuk diwujudkan dalam bentuk tifo raksasa.

Delapan Seniman, Sepuluh Hari, Satu Mimpi

Delapan anggota Kudus Smart Art yang terlibat dalam proyek ini adalah Tedi Arianto, Faizar Fachri, M. Andika Susanto, Noor Fais, Aldian Dwi Prasetya, Aditya Alfin Saputra, dan Vicky Febriyanto.

Tedi bertindak sebagai penggerak utama, sementara Andika menjadi pengarah sketsa dan komposisi akhir.

“Tifo PON Bela Diri ini paling berbeda dan paling menantang dari segi material,” ujar Tedi Arianto, seniman sekaligus koordinator tim.

Berbeda dari tifo pada umumnya yang menggunakan kain satin atau peles, mereka memilih kain blacu sebagai medium utama. Ukurannya yang mencapai 50 x 25 meter, memiliki berat awal sekitar 200 kilogram, dan bertambah menjadi 300 kilogram setelah proses pengecatan.

Sentra kain di Padurenan, Kudus bahkan sempat menolak pesanan tersebut karena ukurannya yang tidak lazim. Akhirnya, kain dibuat dalam dua bagian (masing-masing 25 x 25 meter) agar dapat diproduksi.

Proyek ini harus diselesaikan dalam waktu 10 hari oleh hanya 8 orang kru, sebuah misi yang hampir mustahil. Sebagai pembanding, tifo besar milik suporter tim nasional (45 x 30 meter) biasanya dikerjakan selama satu bulan oleh sekitar 30 orang.

Karya dari Ruang Terbatas dan Semangat Tanpa Batas

Pengerjaan dilakukan di GOR Bung Karno Kudus, yang memiliki luas lapangan hanya 25 x 12 meter, jauh lebih kecil dari ukuran tifo itu sendiri. Kondisi yang tidak ideal ini tak menyurutkan semangat para seniman muda.

“Hari pertama kami sempat panik, tapi sebagai putra Kudus kami harus menjawab tantangan itu,” kenang Tedi.

Selama sepuluh hari penuh, mereka tidak pulang ke rumah dan memilih tidur di GOR demi memastikan proses pengeringan cat berjalan lancar. Tantangan terbesar muncul di awal ketika cat sulit mengering, sementara waktu terus menipis.

“Kepercayaan diri kami baru muncul di hari ketiga atau keempat. Tapi sejak awal kami percaya, karya ini akan jadi,” tambahnya.

Melukis dengan Tangan, Memberi Nyawa pada Karya

Dua hari pertama dihabiskan hanya untuk mempelajari karakter kain. Setelah uji coba, roller painter terbukti gagal menghasilkan warna merata. Akhirnya, seluruh proses dilakukan secara manual menggunakan kuas dan tangan.

“Karya seni lebih punya nyawa kalau dikerjakan dengan tangan,” ujar Tedi.

Tanpa bantuan proyektor, mereka menggunakan grid dari tali rafia untuk menjaga proporsi gambar secara presisi. Satu kesalahan kecil saja bisa mengubah keseluruhan komposisi.

“Kami hanya pakai grid dan feeling. Sekali salah coret, tidak bisa dihapus,” tambahnya.

Sebanyak 230 kilogram cat dengan 20 warna berbeda digunakan untuk menciptakan gradasi warna dan kedalaman visual. Hasilnya adalah lukisan raksasa yang hidup, karya monumental yang menampilkan jiwa dan semangat anak muda Kudus.

Dari Tifo Jadi Cendera Mata

Usai digunakan dalam acara pembukaan, kain tifo tersebut akan diolah kembali menjadi totebag eksklusif sebagai cendera mata bagi para peraih medali di PON Bela Diri Kudus 2025.

“Tas itu sangat berharga karena dibuat dengan penuh tantangan oleh anak muda Kudus,” tutur Tedi yang juga dikenal sebagai musisi dan penggerak komunitas seni lokal.

Proyek ini menjadi kolaborasi perdana Kudus Smart Art dengan Djarum Foundation sebagai penyelenggara PON Bela Diri Kudus 2025, sekaligus bukti bahwa kerja tulus dan cinta terhadap kota sendiri mampu melahirkan karya yang membanggakan.

“Kami tidak pernah mengejar untung. Kami hanya ingin berkarya dengan hati. Kalau bisa membuat orang bangga dengan karya anak Kudus, itu sudah cukup,” tutup Tedi.

Read Entire Article