INFO NASIONAL - Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) resmi melantik dan mengambil sumpah jabatan 1.323 guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang akan mengabdi di berbagai Sekolah Rakyat di seluruh Indonesia, Jumat, 8 Agustus 2025. Didampingi Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, pelantikan ini digelar secara hybrid dengan perwakilan guru hadir secara langsung di enam titik lokasi dan lainnya mengikuti secara daring.
Dalam sambutannya, Gus Ipul menyampaikan apresiasi tinggi atas dedikasi para guru yang telah berkomitmen mengabdi di Sekolah Rakyat. “Alhamdulillah baru saja kita melakukan pelantikan guru Sekolah Rakyat yang jumlahnya 1.323 dari berbagai sekolah rakyat yang tersebar di 100 titik,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia menyatakan bahwa guru yang dilantik akan memperoleh hak dan tunjangan sesuai ketentuan perundang-undangan. Upacara pelantikan berlangsung khidmat, ditandai dengan pengucapan sumpah jabatan yang dipandu langsung oleh Gus Ipul. Ia menekankan pentingnya integritas dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas, demi kemajuan pendidikan anak-anak dari keluarga kurang mampu.
Menjawab pertanyaan mengenai sejumlah guru yang tidak memenuhi panggilan tugas, Gus Ipul menegaskan bahwa Kementerian Sosial telah melakukan penggantian tanpa mengganggu proses belajar mengajar. “Alhamdulillah, per hari ini sudah terisi semua untuk menggantikan yang mengundurkan diri itu. Tapi pelantikannya nanti bersama guru-guru dari 59 titik berikutnya,” ujarnya.
Terkait siswa, Kemensos mencatat sekitar 1,4 persen atau 115 dari total 9.705 siswa Sekolah Rakyat mengundurkan diri. Langkah persuasif telah dilakukan, namun keputusan keluarga tetap dihormati. Seleksi untuk siswa pengganti telah dimulai, dan proses belajar tetap berjalan lancar.
Pelantikan ini disambut penuh haru oleh para kepala sekolah. Iksan Cahyana, Kepala SRMA 12 Bogor, menyampaikan bahwa banyak anak yang awalnya kesulitan ekonomi kini merasa nyaman dan enggan pulang dari asrama. “Anak-anak yang tadinya hanya makan satu kali sehari, sekarang bisa makan tiga kali, dapat tempat tidur yang layak. Mereka sering bilang, ‘Terima kasih Wali Asuh, terima kasih Wali Asrama’,” ujarnya.
Fitri Puspitasari, Kepala SRMP 10 Bogor, menambahkan bahwa banyak siswa datang dengan keterbatasan, termasuk 11 anak yang belum lancar baca tulis dan dua anak disabilitas intelektual. Guru-guru memberikan pendampingan satu per satu agar siswa tidak merasa tertinggal.
Sementara itu, Kepala SRMA 13 Bekasi, Lastri Pajarwati, menekankan pentingnya kehidupan asrama dalam membentuk karakter. “Di Sekolah Rakyat, pembelajaran berlangsung 24 jam. Pembiasaan, keasramaan, dan mentoring spiritual jadi kunci. Bahkan ada siswa yang tak ingin pulang karena ingin meringankan beban orangtua,” kata dia.
Lastri juga mengapresiasi dukungan dunia usaha terhadap Sekolah Rakyat, seperti penyediaan dispenser air dan pelatihan jurnalistik. Anak-anak juga dikenalkan pada batik ciprat sebagai terapi emosi. “Batik yang diciprat anak yang sedang rindu, sedih, atau gembira itu beda,” jelasnya.
Gus Ipul menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan miniatur program pengentasan kemiskinan terpadu. “Saat ini sudah ada 70 Sekolah Rakyat yang beroperasi. Insya Allah pada tanggal 15 nanti, jika sarana dan prasarananya selesai, akan berdiri 100 titik yang memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional,” ujarnya.
Ia menutup dengan harapan agar tata kelola Sekolah Rakyat terus diperkuat demi keberhasilan program yang digagas Presiden Prabowo. “Siswa-siswa sudah mulai beradaptasi bahkan mulai nyaman dengan berbagai jadwal. Semoga ke depan tata kelola kita semakin baik dan bisa memenuhi seluruh kekurangan untuk mendukung visi Presiden,” tutup Gus Ipul.(*)