Pohon Natal Kembali Menyala di Betlehem untuk Pertama Kalinya Sejak 2022

Para wisatawan mengunjungi pohon Natal utama di Alun-alun Palungan di Betlehem, Tepi Barat, 1 Desember 2025(Xinhua/Mamoun Wazwaz)

UNTUK pertama kalinya sejak tahun 2022, sebuah pohon Natal raksasa setinggi 20 meter kembali berdiri di tepi Manger Square, lokasi yang dihormati umat Kristiani sebagai tempat kelahiran Yesus. 

Upacara penyalaan lampu berlangsung pada Sabtu (6/12) malam, bertepatan dengan gencatan senjata rapuh di Gaza yang memasuki bulan kedua.

Ribuan warga Palestina dari berbagai wilayah Tepi Barat hingga Israel memenuhi lapangan dan bersorak saat lampu merah dan emas di pohon tersebut menyala tepat sebelum pukul 20.00 waktu setempat.

"Kami datang untuk merayakan, menonton, dan menikmati. Beberapa tahun ini kami tidak punya kesempatan," kata Randa Bsoul, warga Palestina berusia 67 tahun dari Haifa.

Dampak Perang

Sejak perang di Gaza meletus pada Oktober 2023, Betlehem ikut merasakan imbasnya meski lokasinya sekitar 60 kilometer dari Gaza. 

Serangan Israel yang telah menghancurkan wilayah tersebut membuat jumlah korban tewas melampaui 70 ribu orang per bulan lalu. Dampaknya turut dirasakan warga Tepi Barat yang banyak memiliki keluarga di Gaza.

Sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi Betlehem juga merosot tajam.

"Dua tahun terakhir seperti neraka," kata seorang pemilik toko suvenir di Betlehem yang meminta identitasnya dirahasiakan karena takut mengalami represi dari otoritas Israel seperti dilansir CNA, Minggu (7/12).

Ia menjelaskan kondisi ekonomi yang kian menurun, diperburuk pembatasan mobilitas warga di Tepi Barat.

Dalam dua tahun terakhir, Israel menambah pos-pos pemeriksaan militer, menutup akses komunitas Palestina melalui gerbang dan blokade jalan, serta memaksa puluhan ribu warga mengungsi akibat operasi militer di berbagai kota Tepi Barat sejak awal tahun.

Sementara itu, meski Israel dan Hamas telah menyepakati gencatan senjata sebagai bagian dari rencana AS, kedua pihak saling menuduh melakukan pelanggaran. 

Israel juga tetap melancarkan serangan udara dengan alasan merespons ancaman serta menghancurkan infrastruktur militan.

Betlehem dan Pencarian Harapan

Wali Kota Betlehem Maher Canawati menekankan bahwa perayaan Natal tahun ini tidak bisa dilepaskan dari penderitaan di Gaza.

"Saat Betlehem menyalakan pohon Natalnya, kepedihan yang dialami saudara-saudara kita di Gaza tetap ada di hati," kata Canawati.

"Luka Gaza adalah luka kita. Cahaya Natal tidak punya arti bila tidak menyentuh hati mereka yang tertindas di seluruh Palestina," tambahnya 

Di tengah suasana duka dan ketegangan, banyak warga Betlehem berharap momen Natal dan tahun baru membawa titik terang. 

Diana Babush, warga setempat berusia 50-an, menyampaikan bahwa mereka menantikan kelegaan setelah masa-masa sulit.

"Kami mencari harapan," ujarnya. 

"Kami berharap sejak momen ini, kedamaian hadir. Kami ingin hidup dalam damai dan sejahtera," lanjutnya.

Sebagai bentuk penghormatan terhadap situasi yang masih genting, perayaan tahun ini tidak menyertakan pesta kembang api, berbeda dengan tradisi sebelum perang.

"Menakutkan, karena tak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Tapi kami tetap berharap," pungkas Bsoul dari Haifa.

Di tengah ketidakpastian masa depan, nyala pohon Natal Betlehem memberi sedikit cahaya bagi warga yang masih hidup dalam bayang-bayang konflik panjang di Palestina. (Fer/I-1)