Liputan6.com, Jakarta Jelang HUT ke-80 RI, paduan suara tingkat nasional Gita Bahana Nusantara (GBN) menggelar Konser Kemerdekaan bertema “Simfoni Delapan Dekade.” Kata simfoni dipilih untuk merefleksikan keragaman suku dan budaya yang bersatu dalam semangat Persatuan Indonesia.
Konser yang digelar di Museum Fatahillah Kota Tua, Jakarta, Sabtu (9/8/2025), ini dihadiri Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon dan wakilnya, Giring Ganesha. Dalam sambutannya, Fadli Zon mengingatkan pentingnya memajukan budaya Indonesia di tengah peradaban dunia.
Pujian untuk GBN juga datang dari tamu lain yakni Guruh Soekarnoputra. GBN selama ini dikenal sebagai paltform yang mengobarkan semangat kebangsaan, menyuarakan persatuan, dan mempromosikan budaya. Eksistensinya perlu diapresiasi dan diperkuat.
“Malam ini para pemuda-pemudi, pilihan dari seluruh pelosok negeri dengan suara emas mereka, keahlian, dan musik telah kembali membuktikan bahwa seni adalah jembatan yang menghubungkan hati, merajut asa, dan menguatkan jati diri bangsa,” kata Fadli Zon.
4 Sesi Tematik
Kepada Showbiz Liputan6.com, kemarin, Fadli Zon menjelaskan, GBN terbentuk lewat proses panjang. Bekerja sama dengan pemerintah daerah, Kementerian Kebudayaan RI menggelar audisi di 30 provinsi dan seleksi orkestra di Yogyakarta.
Dari total 1.167 pendaftar paduan suara dan 294 pendaftar orkestra, dipilih yang terbaik untuk menjalani pelatihan intensif sekitar sebulan. Pekan ini, mereka manggung. “Pertunjukan ini dibagi dalam empat sesi tematik yang menyuguhkan nuansa dan pesan berbeda,” ungkap Fadli Zon.
Diapresiasi Guruh Soekarnoputra
Pesan tersebut yakni patriotisme, semangat generasi muda, harapan masa depan, hingga persatuan dalam keragaman. Kejutan datang dari Wakil Menteri Kebudayaan RI, Giring Ganesha yang “dipinang” GBN membawakan lagu “Di Atas Awan.”
Guruh Soekarnoputra menyanjung performa GBN semalam. “Saya selalu mendukung dan harapannya pergelaran konser dan orkestra semacam ini bisa lebih sering, digelar di kota berbeda sehingga masyarakat makin merata dalam mengapresiasi musik,” ujarnya.
Woro Mustiko Hingga Prince Poetiray
Ada banyak segmen yang mengundang decak kagum masyarakat. Salah satunya, GBN membawakan “O Indonesia” karya Siddik Sitompul. Ini sebagai upaya mengapresiasi para seniman dari berbagai daerah yang berkontribusi pada sejarah perjuangan Indonesia.
Penampil lain yang menghangatkan panggung yakni Woro Mustiko dengan lagu “Rangkaian Melati” ciptaan R. Maladi dan Arima Norah. Lalu, Prince Poetiray yang melantun soundtrack film Jumbo, “Selalu Ada di Nadimu” ciptaan Laleilmanino.
GBN sendiri membawakan “Indonesia Jiwaku” karya Guruh Soekarno Putra, “Nusantara 5” ciptaan A. Riyanto, “Lukisan Indonesia” dari Duhita Panca Tantra, serta “Nusantara” dalam format medlei yang diaransemen musisi senior Purwa Tjaraka.