Home > Fiqih Sunday, 07 Sep 2025, 16:48 WIB
Gerhana bulan adalah bagian dati ayat-ayat Allah. Umat Islam dianjurkan memperbanyak sujud, zikir, dan sedekah.

Tata Cara Shalat Gerhana Bulan
SAJADA.ID--Bagi umat Islam, gerhana bulan bukan sekadar fenomena alam melainkan menjadi momen spritual untuk menyaksikan kebesaran Allah sekaligus beribadah kepada-Nya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ، لَا يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا.
Artinya: “Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda Allah. Tidaklah keduanya mengalami gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang. Maka jika kalian melihatnya, berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, dirikan shalat, dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Gerhana mengingatkan kita bahwa alam semesta ini tidak berdiri sendiri, melainkan berjalan sesuai sunnatullah. Allah ﷻ berfirman:
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ ﴾ [فصلت: 37]
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. Janganlah kalian sujud kepada matahari dan jangan pula kepada bulan, tetapi sujudlah kepada Allah yang menciptakan semuanya itu, jika kalian benar-benar menyembah-Nya.” (QS. Fushshilat ayat 37).
Untuk itu, ketika terjadi gerhana bulan ada ibadah khusus bagi umat Islam yang disebut dengan shalat Khusuf.
Syekh Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nihayatuz Zain (Beirut, Darul Kutubil Ilmiyah: 2002), halaman 108 menjelaskan, hukum melaksanakan shalat khusuf ini adalah sunnah muakkadah alias sunnah yang sangat dianjurkan. Pelaksanaannya pun tidak jauh berbeda dengan gerakan shalat sunnah pada umumnya.
Syekh Nawawi kemudian menjelaskan, shalat gerhana memiliki tiga tingkatan. Pertama adalah paling minimal, yaitu dua rakaat sebagaimana shalat sunnah Zuhur. Kedua adalah tingkat pertengahan dengan dua kali rukuk dan dua kali sujud. Ketiga adalah tingkatan sempurna, yaitu setelah membaca Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surat-surat panjang sesuai kemampuan, misalnya Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisa, dan Al-Ma’idah atau seukuran itu. Rukuk dan sujudnya pun dilakukan sesuai panjang bacaan surat tersebut.
Adapun tata cara melaksanakan shalat gerhana bulan (khusuf) tingkat pertengahan adalah sebagaimana berikut:
1. Niat shalat gerhana yang dibarengi dengan takbiratul ihram. Adapun lafal niatnya adalah sebagaimana berikut:
أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ لله تَعَالَى
Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.
Artinya, “Saya niat shalat sunah gerhana bulan dua rakaat karena Allah SWT.”
2. Membaca doa Iftitah.
3. Membaca Ta’awudz dan Al-Fatihah.
4. Membaca surat Al-Qur’an dengan jahr (lantang).
5. Rukuk pertama (lama).
6. Bangkit dari ruku (I‘tidal).
7. Membaca surat Al-Fatihah kembali.
8. Membaca surat yang lebih pendek dari surat pada poin 4.
9. Rukuk kedua (lebih singkat dari rukuk pertama).
10. Bangkit dari ruku (I‘tidal).
11. Sujud pertama.
12. Duduk di antara dua sujud.
13. Sujud kedua.
Selanjutnya berdiri untuk melaksanakan rakaat kedua dan tata caranya pun sama sebagaimana pada rakaat pertama. Hanya saja, bacaan suratnya lebih pendek daripada bacaan surat pada rakaat pertama. Setelah itu, dilanjutkan dengan melakukan tasyahud akhir dan ditutup dengan salam.
Partner of Republika Network. Official Media Yayasan Rumah Berkah Nusantara. email: infosajada.id, Silakan kirimkan info