INFO NASIONAL — Pemerintah menegaskan komitmennya untuk menjamin pemenuhan gizi anak-anak dari keluarga miskin melalui pelibatan langsung Badan Gizi Nasional (BGN) dalam Program Sekolah Rakyat.
Program ini dirancang tidak hanya untuk memberikan akses pendidikan dan layanan kesehatan, tetapi juga memastikan setiap anak mendapat asupan gizi yang layak demi mendukung tumbuh kembang serta kesiapan belajar mereka.
“Setelah cek kesehatan gratis, nanti ada proses pemenuhan gizi yang akan ditangani oleh Badan Gizi Nasional (BGN), masuk bagian dari program makan bergizi gratis,” ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) saat meninjau pelaksanaan Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 37 Gresik, Selasa, 5 Agustus 2025.
Gus Ipul menekankan bahwa Sekolah Rakyat merupakan program prioritas nasional yang terintegrasi dengan dua kebijakan unggulan Presiden Prabowo Subianto yaiu Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan Makan Bergizi Gratis (MBG). Pemeriksaan kesehatan difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan, sementara pemenuhan gizi menjadi tanggung jawab BGN.
Dalam kegiatan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) yang dimulai pada 5 Agustus, seluruh siswa SRMA 37 Gresik menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh selama dua hari. Hasilnya akan digunakan sebagai dasar oleh guru dan kepala sekolah untuk merancang pendekatan belajar yang tepat sesuai kondisi fisik dan psikis masing-masing siswa.
“Alhamdulillah, nanti dengan hasil cek kesehatan itu, kepala sekolah dan guru tahu kondisi fisik dan mental daripada seluruh siswa Sekolah Rakyat,” kata Gus Ipul.
Lebih dari sekadar sekolah, Sekolah Rakyat hadir sebagai bagian dari upaya pengentasan kemiskinan yang menyeluruh, terstruktur, dan lintas sektor. Program ini menyasar anak-anak dari keluarga dengan tingkat kesejahteraan terendah, berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) desil 1 dan 2.
Pendekatan terintegrasi ini juga menyasar keluarga siswa. Orang tua mendapatkan akses ke berbagai program pemberdayaan, seperti pelatihan keterampilan, bantuan modal usaha, hingga renovasi rumah tidak layak huni.
“Jadi anaknya sekolah, orang tuanya diberdayakan. Ini masuk dalam program-program pemberdayaan pemerintah,” ujar Gus Ipul.
Setiap siswa juga akan mendapatkan delapan setel seragam lengkap dan perangkat belajar seperti laptop. Mereka menjalani kurikulum nasional formal yang diperkaya dengan pendidikan karakter dan keterampilan hidup dalam sistem pendidikan 24 jam berbasis asrama.
SRMA 37 Gresik menampung 75 siswa SMA yang terbagi dalam tiga rombongan belajar. Di Jawa Timur sendiri, sebanyak 19 Sekolah Rakyat telah beroperasi. Secara nasional, program ini telah hadir di 100 titik dari Aceh hingga Papua dan menampung sekitar 9.705 siswa.
Dengan melibatkan kementerian dan lembaga lintas sektor, termasuk Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, serta Badan Gizi Nasional, Program Sekolah Rakyat menjadi fondasi lahirnya generasi emas 2045 yang tumbuh sehat, cerdas, dan mandiri—meskipun berasal dari keluarga pra-sejahtera.(*)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini