
Marsma TNI Fajar Adriyanto gugur karena kecelakaan saat menerbangkan Microlight Fixedwing Quicksilver GT500 dengan register PK-S126 milik Federasi Aero Sport Indonesia (FASI). Pesawat tersebut jatuh di kawasan Ciampea, Bogor, Jawa Barat.
Berikut fakta-fakta jatuhnya pesawat tersebut:
Penyebab Diselidiki
Kadispenau Marsma TNI I Nyoman Suadnyana menjelaskan, pesawat tersebut terbang dari Lanud Atang Sendjaja, Bogor, Minggu pukul 10.00 WIB.
"Informasinya sementara demikian, pesawat FASI terbang dari Lanud Atang Sendjaja melaksanakan training, biasa training latihan, tadi pagi insiden lah," kata Nyoman saat dikonfirmasi, Minggu (3/8).
Ia menambahkan, penyebab jatuhnya pesawat masih diselidiki. Sebab, kondisi masih laik terbang.
"Ini masih diselidiki, masih diinvestigasi, kenapa bisa terjadi seperti itu, karena pesawatnya bagus, selesai sebelum terbang dicek bagus," tutur dia.
Marsma Fajar Gugur, Kopilot Terluka

I Nyoman Suadyana menyebut pesawat yang diterbangkan Fajar jatuh di sekitar tempat pemakaman umum (TPU) Astana, Ciampea, Bogor, Jawa Barat.
“Pesawat lepas landas dari Lanud Atang Sendjaja pukul 09.08 WIB dalam rangka misi latihan profisiensi penerbangan olahraga dirgantara sebagai bagian dari pembinaan dan pemeliharaan kemampuan,” ujar Nyoman.
“Sekitar pukul 09.19 WIB, pesawat mengalami hilang kontak dan ditemukan jatuh di sekitar TPU Astana. Kedua awak langsung dievakuasi ke RSAU Dr. M. Hassan Toto, namun Marsma TNI Fajar Adriyanto dinyatakan meninggal setibanya di rumah sakit,” tambahnya.
Fajar bertugas sebagai pilot. Sementara, kopilot dalam penerbangan itu, Roni, mengalami luka berat.
Red Wolf

Nyoman menyebut Fajar sebagai sosok yang berdedikasi. Ia juga pernah melakukan aksi heroik saat bertugas pada 2003 lalu.
“Marsma TNI Fajar Adriyanto merupakan lulusan AAU 1992 dan penerbang tempur F-16 dengan call sign “Red Wolf”. Dalam kariernya, ia pernah mengemban berbagai jabatan strategis, antara lain Komandan Skadron Udara 3, Danlanud Manuhua, Kadispenau, Kapuspotdirga, Aspotdirga Kaskoopsudnas, dan terakhir Kapoksahli Kodiklatau,” ucap Nyoman.
“Ia dikenal sebagai sosok berdedikasi tinggi dan menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah TNI AU, termasuk keterlibatannya dalam peristiwa udara dengan pesawat F/A-18 Hornet Angkatan Laut Amerika Serikat di langit Bawean tahun 2003,” tambah dia.
Momen Terakhir Pesawat Berputar lalu Jatuh
Dari video yang diterima kumparan, pesawat sempat berputar sebelum jatuh.
"Sesaat sebelum crash, seperti mengalami stall atau gliding tapi melakukan 180° turn," kata pengamat penerbangan, Alvin Lie.
Berikuti videonya:
Adapun pesawat yang diterbangkan Fajar produksi Quicksilver Aircraft, yang sebelumnya dikenal sebagai Quicksilver Manufacturing Inc. dan semula didirikan sebagai Eipper Formance di California, Amerika Serikat.
Pesawat tersebut memiliki dua tipe, yakni tipe Rotax 582UL dan Rotax 912UL dengan kapasitas mesin 580,7 cc hingga 1.211 cc. Quicksilver GT500 dikenal sebagai pesawat untuk tamasya dan latihan.