Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI, dr. Winra Pratita, Sp.A, M.Ked(Ped), menegaskan bahwa ibu harus berperan dominan dalam menentukan pola pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) bayi agar bisa berjalan efisien.
“Dalam menentukan pola MPASI yang berperan harusnya ya memang ibu, ya. Saya bilang tetap ibulah yang berperan dominan,” ucapnya dalam acara webinar bersama IDAI seputar Pola Asuh Tradisional vs Pengetahuan Modern: Tantangan dalam Pemberian MPASI, Selasa (12/8).
Meski begitu, peran ini perlu didukung oleh berbagai pihak. Mulai dari tenaga kesehatan, hingga anggota keluarga lain seperti nenek atau mertua.
“Intinya ibu mengawasi. Ibu tetap berperan penting, ya, tapi itu tadi, tenaga kesehatan memberikan anjuran rekomendasi yang benar, ya nenek mendukung ibu, ya,” ujar dr. Winra.
Edukasi Tidak Cukup untuk Ibu Saja
Tak hanya itu, dr. Winra juga menjelaskan pentingnya edukasi menyeluruh untuk seluruh anggota keluarga. Sebab, sering kali meskipun sang ibu telah mendapatkan informasi yang benar dari tenaga medis, ia masih harus berhadapan dengan perbedaan pendapat atau tekanan dari keluarga besar.
“Mungkin nenek ini juga harus kita edukasi juga lah, tentang bagaimana rekomendasi pemerintah MPASI yang terbaru ya yang sesuai untuk pertumbuhan bayi,” tuturnya.
Edukasi MPASI idealnya dilakukan secara menyeluruh. Dengan cara ini, akan tercipta lingkungan rumah yang saling mendukung dan harmonis dalam menjalankan pola makan bayi yang sehat dan sesuai rekomendasi.
“Karena kalau ibunya aja udah ikut, tapi kalau lingkungan sekitarnya, mertua, nenek, gak setuju, ini yang sering jadi kendala, sering berseberangan sama orang rumahnya,” tutup dr. Winra.