Jatman DKI: Tasawuf Jantung Pergerakan Islam

9 hours ago 4
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jamiyyah Ahlith Thariqah al Mu’tabarah an Nahdliyyah (JATMAN) Idaroh Wustho DKI Jakarta menggelar kajian ilmu bertema “2 Abad Perang Diponegoro (1825-2025): Refleksi Sufi Melawan Kolonialisme” yang dilaksanakan di Ruang Serbaguna Perpustakaan Nasional RI, Jl Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta, hari Sabtu (30/08/2025) siang tadi.

Acara dibuka sejak pukul 10.00 WIB, yang dimulai dari pembacaan Al Quran dan dilanjutkan Sholawat Thariqiyyah. Sambutan diuraikan oleh KH Hilmy Ashidiqi yang merupakan Mursyid thariqah Qadiriyya Arrakiyya. Beliau mengapresiasi acara kajian ilmu yang dibuat JATMAN wustho DKI Jakarta sebagai sesuatu yang progresif.

Kemudian diskusi dimulai dengan pemaparan dari KH Wahfiuddin Sakam, Mubaligh Nasional yang juga wakil talqin Thariqah Qadiriyya Naqsyabandiyya (TQN) Suryalaya. Ulama asli Betawi itu memaparkan bagaimana pentingnya kekuatan qalbu dan dzikir untuk menggapai kekuatan “Laillahaillallah.” Maka dari itu, katanya, thariqah menjadi jantung perlunya pengajaran tasawuf untuk menggapai ma’rifatullah.

“Thariqah harus bergerak dan peduli terhadap masalah sosial, jika tidak perduli terhadap masalah sosial, maka thariqah itu patut dipertanyakan,” paparnya. Pangeran Diponegoro, sambungnya, merupakan contoh nyata bagaimana amalan thariqah yang bergerak menegakkan keadilan.

“Thariqah harus egaliter, egaliter artinya kesetaraan, kesamaan, karena menghapuskan adanya system kasta, ketidakseimbangan, begitulah yang ditunjukkan Pangeran Diponegoro saat itu,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Irawan Santoso Shiddiq, Mudir JATMAN DKI Jakarta. Dalam pemaparannya, beliau menegaskan bahwa sejarah tentang Perang Diponegoro kini banyak dikooptasi kaum sekuler.

“Sehingga nuansa kesufian dan bahwa perang Jawa adalah perangnya kaum sufi, itu banyak tak diulas oleh penulis soal Perang Diponegoro sekarang,” paparnya.

Padahal, Perang Jawa merupakan perang yang diinisiasi kaum sufi khususnya pengamal thariqah syatariyya yang kala itu berkembang pesat di Jawa dan Sumatera.

Disampaikannya, abad pertengahan adalah era kejayaan tasawuf yang merupakan kejayaan Islam. Seluruh Kesultanan Islam, sambungnya, merupakan produk dari tasawuf.

“Lihat bagaimana Kesultanan Demak didirikan oleh Wali Songo, tentu dengan pengajaran tasawuf,” tegasnya.

Begitu pula Kesultanan Utsmaniyya yang gagah perkasa. “Semua Sultan-Sultan Utsmaniyya, termasuk Sultan Al Fatih, itu adalah ahli thariqah dan mereka dibimbing oleh Mursyid,” tukasnya lagi.

Dia menguraikan, “Lepasnya Jerusalem dari kekuasaan Islam, adalah dengan jalan menghancurkan Daulah Utsmaniyya, didahului dengan memusuhi sufi dan memfitnah tasawuf, alhasil umat Islam dijauhkan dari tasawuf, maka Yahudi bisa merebut Jerusalem,” paparnya.

Perang Jawa, sambungnya, menjadi bukti bahwa tasawuf memang menjadi pergerakan Islam setiap saat. “Saatnya kaum sufi memahami kebesaran sejarahnya sendiri, dan bergerak untuk melanjutkan pergerakan yang telah dibangun Pangeran Diponegoro dan para ulama sufi era dulu,” paparnya.

Kolonialisme kini, ujarnya lagi, tentu dikooptasi kaum Yahudi yang menguasai system perbankan.

“Inilah kekuatan utama kuffar,” terangnya. “Maka kita harus menggabungkan Kembali mukasyafah dan muamalah, kini umat Islam lemah dalam muamalah, sementara thariqah sekarang hanya fokus pada muskasyafah tanpa muamalah,” tegasnya.

Dalam sesi Epilog, diisi oleh KH Muhammad Danial Nafis, Rois JATMAN DKI Jakarta yang juga mursyid thariqah Shidiqiyya Dharqawiyya Shadziliyya. Beliau memaparkan pentingnya kajian ilmu seperti ini agar wawasan ahli thariqah kini soal sejarah Islam makin terbuka lebar.

“Kalau membaca buku yang ditulis Peter Carey, beliau menyebutkan bahwa jika tidak ada perang Diponegoro, maka tidak lahir Nadhlatul Ulama,” ujarnya.

Menurutnya, kesufian Pangeran Diponegoro atau nama aslinya adalah Ontowiryo, hal yang tak terbantahkan. Beliau, ujarnya lagi, didampingi Kyai Mojo yang juga merupakan mursyid thariqah Syatariyya. “Peranan tasawuf sangat signifikan dalam perang tersebut, yang membuat Hindia Belanda kerepotan dan bangkrut,” tambahnya.

Tapi yang terpenting, sambungnya, bagaimana ahli thariqah kini memahami neokolonialisme. “Karena kolonialisme menjadi neokolim, yang menunjukkan bangsa ini masih terjajah, dan ini menjadi tugas utama kaum sufi,” tegasnya lagi.

“Tapi penjajahan kini bukan bersifat fisik seperti dulu, melainkan dalam system, ini yang memperbudak bangsa,” tambahnya lagi.

Beliau menegaskan bahwa sufi harus melek akan sejarah kebesaran tasawuf dan wajib mendalaminya. “Pengurus JATMAN Jakarta harus paham sejarah kebesaran tasawuf,” tukasnya lagi.

Acara kajian ilmu JATMAN DKI Jakarta ini diikuti oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Tidak hanya dari anggota JATMAN belaka, tapi juga antusias datang dari masyarakat umum. “Dari acara ini saya ingin memperdalam lagi tentang tasawuf dan mengikuti tarekat,” ujar Rusydi, salah seorang peserta yang hadir.

Irawan Shiddiq menegaskan, JATMAN DKI Jakarta akan terus menggelar mudzakarah seperti ini demi kembalinya kejayaan tasawuf. “Kejayaan tasawuf berarti kejayaan Islam. Tanpa tasawuf, umat menjadi lemah,” tegasnya.

Read Entire Article