Home > History Wednesday, 06 Aug 2025, 15:38 WIB
Ledakan yang setara dengan kekuatan 15 ribu ton TNT itu menghancurkan empat mil persegi kota Hirosima hingga menjadi reruntuhan.

MAGENTA -- Hari ini 80 tahun lalu, kota Hiroshima, Jepang, porak-poranda. Bom atom yang dijatuhkan pada 6 Agustus 1945 oleh pesawat pengebom B-29 Amerika Serikat meluluhlantakkan kehidupan kota Hiroshima.
Sebanyak 80 ribu orang tewas sebagai akibat langsung dari ledakan tersebut. Pesawat B-29 yang diberi nama Enola Gay itu (diambil dari nama ibu pilotnya, Kolonel Paul Tibbets) menjatuhkan bom atom pertama di dunia yang disebut "Little Boy".
Bom dijatuhkan dengan parasut pada pukul 08.15 waktu setempat dan meledak 600 meter di atas kota Hiroshima. Dikutip dari History, ledakan bom seberat lima ton itu memakan korban luka-luka sebanyak 35 ribu orang, dan 60 ribu orang lainnya mati pada akhir tahun akibat terpapar radiasi.
Ledakan yang setara dengan kekuatan 15 ribu ton TNT itu menghancurkan empat mil persegi kota Hirosima hingga menjadi reruntuhan. Meski saat itu kota Hiroshima sudah rata dengan tanah, Jepang belum juga mau menyerah.
Pada 9 Agustus 1945, pesawsat B-29 yang diterbangkan Mayor Charles Sweeney kembali menjatuhkan bom atomnya. Kali ini yang menjadi sasaran adalah kota Nagasaki.
BACA JUGA: On This Day: 30 April 1945, Adolf Hitler Bunuh Diri di Bunker
Bom yang dijtuhkan pada pukul 11.02 waktu setempat itu lebih kuat daya ledaknya dari yang digunakan di Hiroshima. Bom atom yang diledakkan di Nagasaki menewaskan 60 ribu hingga 80 ribu orang.
Akibat pengeboman itu, pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito mengumumkan penyerahan negaranya dalam siaran radio. Berita itu menyebar dengan cepat, dan perayaan "Kemenangan di Jepang" pecah di seluruh Amerika Serikat dan negara-negara Sekutu lainnya.
Perjanjian penyerahan resmi ditandatangani pada 2 September di atas kapal perang AS Missouri, berlabuh di Teluk Tokyo. Bertahun-tahun sejak dua bom atom dijatuhkan di Jepang, sejumlah sejarawan berpendapat bom atom diledakkan dengan dua tujuan.
Pertama adalah mengakhiri perang dengan Jepang dengan cepat dan menyelamatkan nyawa orang Amerika. Tujuan kedua adalah Amerika pamer punya senjata pemusnah massal baru ke Uni Soviet.
Sebelum bom atom diledakkan, hubungan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat memburuk. Presiden Amerika Serikat Harry S. Truman dengan pemimpin Rusia Joseph Stalin dan Winston Churchill sempat bertemu sebelum terjadinya pengeboman Hiroshima.
BACA JUGA: On This Day: 26 April 1986 Tragedi Chernobyl, 600 Ribu Orang Terpapar Radiasi