Jakarta (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Kanada sekaligus Wakil Tetap RI untuk Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) Muhsin Syihab menegaskan bahwa RI berkomitmen mendukung industri penerbangan yang lebih berkelanjutan melalui pemanfaatan bahan bakar alternatif (SAF).
Pernyataan tersebut disampaikan Muhsin saat menyerahkan surat kepercayaan kepada Sekretaris Jenderal ICAO Juan Carlos Salazar di Montreal, Kanada, pada Rabu (3/9) waktu setempat.
“Dengan dukungan ICAO, Indonesia dapat menjadi satu hub dan penyedia terbesar SAF di kawasan Asia-Pasifik dan global,” ucap Muhsin, menurut keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Ia melanjutkan, “Kami siap bekerja sama dengan Dewan ICAO, Sekretariat, dan negara-negara anggota demi dunia aviasi yang lebih berkesinambungan”.
Dubes menyampaikan bahwa Pertamina telah melakukan pengiriman pertama SAF dengan bahan baku minyak jelantah pada Agustus 2025, dan berencana akan mengirimkan hingga 1,7 juta liter SAF ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten.
Sementara itu, Sekjen ICAO Juan Carlos Salazar menyampaikan bahwa proyeksi pertumbuhan transportasi udara yang signifikan dalam dua dasawarsa mendatang meningkatkan tantangan dalam pencapaian sasaran dekarbonisasi sektor aviasi internasional.
Untuk itu, ICAO menyambut baik komitmen RI dalam pengembangan SAF, kata dia. Terlebih, ICAO telah menetapkan sasaran jangka panjang (LTAG) menuju emisi karbon nol persen pada tahun 2050.
“Mempertimbangkan kemampuan saat ini, Indonesia dapat berkontribusi lebih bagi ketersediaan SAF yang akan sangat membantu upaya dekarbonisasi aviasi internasional,” kata Salazar.
Sekjen ICAO juga memandang Indonesia sebagai negara mitra strategis untuk penguatan kerja sama demi tujuan tersebut.
Selain isu lingkungan, Dubes Muhsin bersama Sekjen ICAO turut membahas perkembangan teknologi penerbangan terbaru beserta tantangan dan peluangnya, peningkatan kapasitas SDM industri penerbangan, serta persiapan Sidang Majelis ke-42 ICAO di penghujung bulan ini.
Senada dengan Salazar, Presiden Dewan ICAO Salvatore Schiacchtano dalam pertemuan terpisah mengapresiasi RI dalam pengembangan SAF secara mandiri sebagai kontribusi dalam pelindungan lingkungan dalam kerangka industri aviasi global.
ICAO adalah organisasi khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang dibentuk melalui Konvensi Chicago tahun 1944 dan mempunyai mandat untuk merumuskan standar dan rekomendasi di bidang penerbangan sipil.
Baca juga: Indonesia tuan rumah forum ICAO bahas solusi kepadatan ruang udara
Baca juga: Indonesi dukung penurunan emisi sektor penerbangan di ajang ICAO LTAG
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.