Liputan6.com, Jakarta Beradu akting dengan sesama komedian dalam sebuah film komedi menjadi tantangan tersendiri bagi Ardit Erwandha, Benny Dion, dan Yono Bakrie. Ketiganya kompak mengaku bahwa kesulitan terbesar selama syuting film Pesugihan Sate Gagak adalah menahan tawa.
Bekerja dengan teman yang sudah sangat akrab membuat suasana di lokasi syuting menjadi sangat cair dan penuh canda, bahkan untuk adegan serius sekalipun. Benny Dion mengaku lebih mudah menahan tawa untuk leluconnya sendiri ketimbang melihat ekspresi teman-temannya.
"Tantanganku nahan ketawa. Karena aku sama jokes aku bisa menahan ketawa, tapi sama teman yang udah akrab, lihat mukanya aku nggak bisa," aku Benny saat peluncuran poste dan trailer film Pesugihan Sate Gagak, di CGV FX Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (14/10/2015).
"Kami yang kebanyakan marah. Kalau kita lagi adegan serius dia (Benny) bercanda terus. Pas adegan dia serius kita bercanda, dia marah," Yono Bakrie menimpali.
Meskipun dipenuhi canda tawa, profesionalisme tetap menjadi prioritas utama. Ardit Erwandha mengungkapkan bahwa di luar tantangan menahan tawa, mereka dituntut serius mempersiapkan peran yang dilakoni.
Diakui sang produser, Manoj Punjabi, KKN di Desa Penari ini merupakan salah satu film horor yang memiliki budget cukup tinggi. Bahkan mengalahkan film drama yang pernah dibuatnya.
Film Komedi Berbumbu Horor
"Mungkin kalau komedi kami memang berasal dari komedian ya tapi kita tidak hanya (mengandalkan itu). Benar, ada, ada workshop masaknya," kata Ardit.
Film Pesugihan Sate Gagak sendiri bercerita tentang tiga sahabat yang nekat melakukan pesugihan dengan cara menjual sate kepada makhluk halus. Meski memiliki unsur horor, namun komedi yang ditampilkan justru lebih kental.
"Ini adalah film komedi yang bumbunya horor gitu. Bukan film horor komedi, nggak," kata Benny.
Keberadaan Pesugihan Sate Gagak di Dunia Nyata
Semula Benny mengaku sempat ragu kebenaran cerita yang ditawarkan film ini. Namun setelah mencari tahu lebih dalam, ia menemukan fakta yang mengejutkan.
"Awalnya aku mikir ini 'apa sih Sate Gagak ini', kayak 'ah masa pesugihan kayak gitu'. Ini kalau fiksi aneh banget. Tapi ternyata setelah tanya temanku terutama yang Jawa Tengah ya, ini beneran ada, Sate Gagak ini umum banget di Jawa Tengah," ungkap Benny.
Sisi Absurd dari Pesugihan Sate Gagak
Dalam keterangan tertulis dari rumah produksi Cahaya Pictures yang diterima Liputan6.com pada Juli lalu, sutradara Dono Pradana dan Etienne Caesar mengungkap elemen menarik dari film ini.
“Lewat film ini, saya cuma mau bilang, hidup itu absurd. Kadang hal-hal paling gelap justru bisa bikin kita ketawa; dan ternyata, ada juga pesugihan yang tumbalnya bukan manusia. Kalau film horor lain bertabur artis papan atas, film ini justru bertabur hantu-hantu papan atas se-Indonesia,” kata Dono Pradana dalam pernyataannya.
Sementara Etienne Caesar menambahkan, "Pesugihan sudah jadi bagian dari budaya lisan kita, tapi lewat film ini kami melihatnya dari sisi yang absurd dan jenaka. Karena ya... sesuatu yang instan nggak akan kasih hasil maksimal. Proses kreatifnya juga gila — kami ingin penonton bisa takut dan tertawa di saat yang sama.”
Pesugihan Sate Gagak sendiri dijadwalkan tayang di bioskop mulai 13 November 2025.