
Yayasan Harmoni Tirta Lestari (Hartari) merevitalisasi Zona 3 kawasan Sungai Jagir, sebagai sebuah tahap awal untuk menghadirkan ruang terbuka hijau.
Mereka juga membangun jogging track sepanjang 200 meter yang dirancang sebagai ruang publik inklusif, sehat, dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Langkah ini merupakan bagian dari program CSR bertajuk JAGIR (Jejak Aksi Gotong Royong untuk Inisiatif Revitalisasi), yang merefleksikan komitmen kolektif dalam membangun masa depan lingkungan yang lebih baik melalui kolaborasi berbagai pemangku kepentingan—mulai dari pemerintah, sektor swasta, komunitas, hingga dunia pendidikan.
Wakil Ketua Dewan Pembina Yayasan Hartari, Rachmat Harsono, dalam sambutannya menekankan bahwa inisiatif ini lahir dari semangat pelestarian jangka panjang.

“Kami sangat bersyukur bisa menjadi bagian awal dari semangat baru ini. Kami percaya sungai bersih terawat bukan hanya soal lingkungan tapi juga soal kesehatan kebersamaan dan kebahagiaan dari Warga Kota. Let River Be River bukan sekadar slogan, tapi panggilan jangka panjang untuk mengembalikan fungsi alami sungai sebagai nadi kehidupan” ujarnya, lewat keterangan tertulis, Sabtu (26/7).
Sejalan dengan visi mengembalikan fungsi alami sungai, Ketua Dewan Pengawas Hartari, Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA menyampaikan empat langkah strategis dalam membangun ekosistem sungai yang lebih baik.
“Ada empat langkah strategis yang harus kita lakukan di samping penataan secara fisik yaitu yang pertama adalah membangkitkan kepedulian publik terhadap lingkungan, yang kedua membangun habituasi pembiasaan-pembiasaan yang baik di sekitar sungai, ketiga harus meningkatkan apresiasi kepada siapa pun yang punya kepedulian terhadap sungai dan yang keempat kalau itu semua sudah jalan maka bisa membangun ekosistem sungai jagir yang lebih baik,” kata Mohammad.
Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kota Surabaya dan lembaga terkait menjadi pondasi penting dalam transformasi kawasan sungai ini. Sinergi ini dijalankan dalam semangat gotong royong demi menciptakan ruang publik yang bersih, asri, fungsional, dan ramah lingkungan—selaras dengan visi menjadikan Surabaya hebat, Surabaya sehat, Surabaya hijau dan lestari.
“Lingkungan menjadi suatu yang harus kita jaga. Tidak bisa tentang masa sekarang, tetapi masa yang akan datang dan yang kita wariskan. Setiap kami diskusikan bersama pihak yang membantu, memang pentahelix. Asal muasal muncul dari sektor bisnis, kemudian unsur government terlibat jadi bahwa ada program luar biasa yang digagas dan butuh support berbagai pihak,” ujar Dr. Agus Imam Sonhaji, ST, MMT, Asisten II Bidang
Perekonomian dan Pembangunan Kota Surabaya yang hadir mewakili Wali Kota Surabaya. Rangkaian acara berlangsung selama empat hari, dimulai pada 23 Juli 2025, bertepatan dengan Hari Anak Nasional, dengan berbagai kegiatan yang edukatif dan menghibur. Mulai dari lomba mewarnai, pemeriksaan kesehatan gratis (mini MCU), penampilan seni budaya dari komunitas dan universitas, hingga pertunjukan musik senja di tepi sungai yang membawa suasana baru di kawasan Jagir.
Acara puncak yang digelar pada Sabtu, 26 Juli 2025, ditandai dengan prosesi sedekah bumi, penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan berbagai mitra, serta menjadi bagian dari penutup rangkaian 50 Tahun Samator Group. Momen ini semakin meriah dengan penampilan spesial dari band Coldiac yang tampil langsung di panggung tepian sungai.
Ketua Yayasan Hartari, Indra Perdana, turut menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor:
“Kami menyadari bahwa keberhasilan program JAGIR hanya bisa dicapai melalui kerja sama yang kuat dan menyeluruh. Oleh karena itu, kami melibatkan berbagai pihak—komunitas lokal, akademisi dari UGM dan ITS, mitra swasta, serta instansi seperti Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Perum Jasa Tirta 1 (PJT 1), dan Dinas Lingkungan Hidup.”
Lebih dari sekadar proyek infrastruktur, revitalisasi Sungai Jagir adalah upaya membangun kesadaran kolektif: bahwa sungai yang bersih dan lestari adalah tanggung jawab bersama, sekaligus warisan berharga untuk generasi masa depan.
Melalui program edukasi, aksi sosial, dan pemeliharaan berkelanjutan, Hartari mengajak semua pihak untuk terus mengalirkan arus perubahan—dimulai dari satu langkah nyata di tepian Sungai Jagir.