Ankara (ANTARA) - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan negaranya akan meningkatkan operasi kemanusiaan untuk Gaza setelah KTT Perdamaian Sharm el-Sheikh yang diadakan di Mesir.
Saat berbicara kepada pers di bandara menyusul KTT tersebut pada Senin, Macron mengatakan dirinya senang melihat pemberlakuan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dan pembebasan 20 sandera Israel yang masih hidup oleh gerakan Palestina tersebut.
Dia mengatakan semua sandera telah dibebaskan dan operasi bantuan di Gaza telah dimulai dengan "intensitas yang lebih besar dari yang direncanakan," seraya menambahkan bahwa upaya kemanusiaan akan dipercepat mulai Selasa.
Macron mencatat bahwa Prancis akan bekerja sama dengan AS dan Israel untuk memastikan pengiriman bantuan tanpa gangguan dan tanpa hambatan ke daerah kantong tersebut.
Sembari mengumumkan bahwa konferensi bantuan kemanusiaan untuk Gaza akan diadakan dalam beberapa pekan mendatang sebagai bagian dari fase pertama gencatan senjata, Macron mengatakan "pada fase kedua, dana akan digunakan untuk segera memulai kembali stabilisasi dan rekonstruksi Gaza."
Sembari menyoroti ketidakpastian yang tengah berlangsung terkait pemerintahan Gaza, Macron mengatakan Dewan Keamanan PBB telah mencapai konsensus antara Otoritas Palestina dan negara-negara lain untuk mewujudkan resolusi, dan pekerjaan teknis terkait pelucutan senjata Hamas akan segera dimulai.
Presiden Trump pekan lalu mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyetujui tahap pertama dari rencana yang ia susun pada 29 September untuk mencapai gencatan senjata di Gaza, membebaskan semua tawanan Israel dengan imbalan tahanan Palestina, dan penarikan pasukan Israel secara bertahap dari seluruh Jalur Gaza.
Tahap pertama kesepakatan tersebut mulai berlaku pada Jumat. Sementara, tahap kedua menyerukan pembentukan mekanisme pemerintahan baru di Gaza, pembentukan pasukan multinasional, dan pelucutan senjata Hamas.
Sebelumnya pada Senin, pembebasan warga Palestina yang dipenjara di Israel dimulai setelah Hamas membebaskan seluruh 20 tawanan Israel yang masih hidup di Jalur Gaza.
Sejak Oktober 2023, serangan Israel ke Jalur Gaza telah menewaskan lebih dari 67.800 warga Palestina di daerah kantong tersebut, yang kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan anak-anak.
Serangan tersebut juga membuat sebagian besar daerah kantong tersebut tidak dapat dihuni.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Ratusan tahanan Palestina tiba di Gaza usai dibebaskan Israel
Baca juga: PM Starmer sebut Inggris siap awasi pelucutan senjata Hamas
Penerjemah: Katriana
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.