
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono meminta ASEAN bertindak terhadap konflik antara Kamboja-Thailand. Ketegangan bersenjata dua negara Asia Tenggara itu pada Sabtu (26/7) masuk hari ketiga.
SBY mengatakan konflik Thailand-Kamboja menandakan kemunduran ASEAN. Sebab, selama beberapa dekade organisasi multilateral itu berhasil menjaga kerja sama antar negara-negara anggotanya.
“Terus terang ini sebuah setback, dari kisah sukses ASEAN sebagai model kerja sama regional yang telah berlangsung hampir 60 tahun. Terjadinya eksodus kedua penduduk di perbatasan kedua negara tersebut, dalam jumlah yang besar, tentu bukan pemandangan yang indah bagi ASEAN, bagi kita semua,” ucap SBY lewat unggahan X pada Sabtu (26/7).
“Namun saya berpendapat, bahwa peaceful settlement masih sangat dimungkinkan. ASEAN sebagai rumah bersama, termasuk di dalamnya Kamboja dan Thailand, masih memiliki sumber daya politik untuk mendorong pengakhiran konflik kedua negara tersebut,” tambah dia.
Ia meminta ASEAN tak cuma bertindak, tapi juga bergerak cepat untuk mendamaikan kedua negara tersebut.
“Kita semua menunggu langkah cepat dan tepat ASEAN, termasuk kepemimpinan yang efektif,” ujar SBY.
SBY kemudian menyinggung konflik Thailand dan Kamboja yang sebelumnya pernah terjadi. Dia menceritakan pengalaman sebagai mediator krisis dua negara pada 2011 lalu.
“Di masa lalu, kontak tembak di antara tentara Kamboja dan Thailand beberapa kali juga terjadi. Tahun 2011, dalam kapasitas saya sebagai Ketua ASEAN, saya juga melakukan peran mediasi, karena terjadi lagi kontak tembak di tahun itu,” ucap SBY.
“Alhamdulillah, dalam pertemuan segitiga di Jakarta, antara saya dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Sen dan Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, didampingi Menteri Luar Negeri masing-masing, membuahkan kesepakatan untuk sebuah peace settlement yang terjaga selama 14 tahun,” tambah dia.
Mengingat itu SBY optimistis dengan kemungkinan damai sebagai solusi untuk kedua pihak yang berkonflik itu.
“Artinya, saya tetap memiliki optimisme, konflik ini insyaAllah bisa dicarikan solusinya secara damai, sesuai dengan jiwa dan semangat ASEAN Charter 2007,” tandas SBY.