INFO NASIONAL — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali mempertegas komitmennya terhadap pembangunan kota berkelanjutan dengan mengintegrasikan tiga taman ikonik di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan — Taman Langsat, Taman Ayodya, dan Taman Leuser — menjadi satu kesatuan ruang terbuka hijau bernama Taman Bendera Pusaka.
Dengan luas mencapai enam hektare, integrasi ini diharapkan dapat menciptakan ruang hijau yang tidak hanya estetis, tetapi juga fungsional sebagai paru-paru kota.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Salah satu yang dipertimbangkan dalam desain taman adalah aspek ekologi. Dengan mengembalikan ekosistem alami taman sebagai paru-paru kota, kami berupaya melestarikan pohon-pohon eksisting untuk menjaga sumber daya yang sudah ada dan meningkatkan kualitas lingkungan,” ujar Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, M. Fajar Sauri, pada Jumat, 8 Agustus 2025.
Taman Bendera Pusaka dirancang bukan hanya sebagai ruang hijau pasif, tetapi juga menjadi simpul mobilitas hijau. Pakar tata kota dan Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Nirwono Joga, menekankan bahwa penataan tidak hanya dilakukan di dalam taman, tetapi juga pada trotoar dan akses sekitarnya guna mendorong warga datang dengan transportasi ramah lingkungan.
”Kita mengharapkan orang yang datang ke taman menggunakan transportasi hijau, seperti menggunakan transportasi publik atau berjalan kaki. Sehingga otomatis trotoar harus direvitalisasi untuk menghubungkan tiga taman. Jadi menuju tempat hijau dengan cara yang hijau," jelas Nirwono di Jakarta, pada Kamis, 7 Agustus 2025 lalu.
Taman Bendera Pusaka didukung dengan akses transportasi publik yang dekat, seperti MRT dan Transjakarta. Aksesibilitas ini membuat taman lebih mudah diakses tanpa menggunakan kendaraan pribadi.
Nama Bendera Pusaka dipilih sebagai simbol semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Layaknya rajutan benang sang saka yang dijahit Fatmawati, tiga taman dihubungkan sebagai satu kesatuan ruang. Semangat ini tidak hanya melestarikan kekayaan alam, tetapi juga merajut ulang memori kolektif bangsa dalam satu ruang publik yang inklusif dan berkelanjutan.
Secara historis, Kebayoran Baru dirancang oleh Insinyur M. Soesilo pada tahun 1948 dengan konsep kota taman. Kini, kawasan ini berkembang menjadi pusat kegiatan regional, termasuk menjadi sentra ASEAN. Maka, penataan taman pun dilakukan dengan standar internasional guna menegaskan posisi Jakarta sebagai kota global yang berakar pada sejarah namun berpandangan masa depan.
“Ini merupakan upaya mengembalikan sejarah kota dengan kawasan Kebayoran, juga sejarah bangsa Indonesia dengan bendera pusakanya, serta sejarah internasional dengan keberadaan ASEAN, sebagai upaya mewujudkan Jakarta sebagai kota global,” tutup Nirwono.(*)