Spanduk penolakan relokas pasar hewan Barito terbentang di salah satu kios.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemprov DKI Jakarta berencana merelokasi para pedagang di Pasar Hewan Barito di Jakarta Selatan demi melangsungkan proyek Taman Bendera Pusaka. Namun, rencana tersebut mendapat penolakan keras dari sebagian pedagang yang hingga kini masih bertahan berjualan di lokasi tersebut.
Para pedagang di Pasar Hewan Barito Jakarta Selatan menolak rencana relokasi yang akan dilakukan oleh Pemprov Jakarta. Mereka bahkan sempat berunjuk rasa menolak relokasi.
Hingga Senin pagi ini (11/8/25), aktivitas jual beli di Pasar Barito juga masih berjalan seperti biasa. Namun, spanduk bertuliskan penolakan direlokasi masih dipasang oleh pedagang di sejumlah kiosnya.
Penolakan ini bukan tanpa alasan. Para pedagang menilai lokasi pengganti yang disediakan Pemprov DKI di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, belum layak untuk ditempati. Kawasan yang dijanjikan itu masih berupa lahan kosong tanpa bangunan atau fasilitas pendukung yang memadai untuk kegiatan jual beli.
Salah seorang warga sekaligus pedagang, Usin mengaku hingga kini dirinya masih menunggu kepastian lokasi yang dijanjikan. “Harusnya kalau mau relokasi ya tempatnya udah siap untuk ditempatin, saya gak apa apa pindah kalau lokasi nya sudah jelas,” ujar Usin, pedagang hewan yang sudah berjualan hampir satu dekade di Pasar Barito, kepada Republika.
Rencana relokasi yang dijadwalkan sejak awal Agustus ini membuat pedagang kebingungan. Beberapa pedagang mengaku diminta mengosongkan kios pada 3 Agustus lalu, padahal lokasi baru yang dijanjikan belum siap digunakan. Hal ini membuat mayoritas pedagang memilih tetap bertahan di kios masing-masing.
Pasar Hewan Barito bukan pasar biasa. Berdiri sejak 1980-an, pasar ini telah menjadi salah satu ikon perdagangan hewan peliharaan di Jakarta. Reputasinya bahkan dikenal hingga mancanegara. Sejak lama, pasar ini menjadi tempat favorit bagi pecinta hewan untuk mencari aneka jenis hewan peliharaan, peralatan, serta pakan.
Para pedagang menegaskan bahwa keberadaan pasar ini memiliki nilai ekonomi dan sosial yang besar. Selain menjadi sumber penghidupan bagi puluhan pelaku usaha kecil, pasar ini juga menyerap tenaga kerja dan menjadi pusat interaksi komunitas pecinta hewan.