24 Nyawa Jadi Korban dalam Kebakaran Gedung Terra Drone, Evakuasi masih Berjalan

24 jenazah berhasil dievakuasi dari dalam ruko Terra Drone yang hangus dilalap api.(Dok. Medcom)

Suasana mencekam menyelimuti kawasan Jalan Suprapto, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa (9/12/). Sebanyak 24 jenazah berhasil dievakuasi dari dalam gedung Terra Drone yang hangus dilalap api.

Proses pencarian korban berlangsung sejak siang hingga sore hari, menyisakan duka mendalam bagi rekan kerja dan keluarga para karyawan.

Dari penelusuran di lokasi, petugas pemadam kebakaran Jakarta Pusat mengevakuasi jenazah satu per satu dari dalam bangunan bertingkat itu. Seluruh korban kemudian dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk proses identifikasi lebih lanjut.

Korban Terjebak di Tangga, Mayoritas Ditemukan di Lantai Atas

Seorang petugas damkar yang terlibat langsung dalam operasi penyelamatan mengungkapkan bahwa sebagian besar korban ditemukan di area tangga lantai 3 hingga 5. Mereka diduga mencoba menyelamatkan diri ke lantai atas saat api mulai merambat.

“Mayoritas korban berada di tangga. Semua tersebar dari lantai 3 sampai lantai 5,” ujar seorang petugas saat ditemui di lokasi kejadian.

Gambaran ini menunjukkan bahwa kepanikan dan cepatnya api menyebar membuat banyak pekerja tidak sempat keluar menuju pintu utama.

Jumlah Korban Masih Bisa Bertambah

Hingga berita ini diturunkan, pemerintah setempat belum memberikan angka pasti terkait total korban luka maupun meninggal. Aparat masih melakukan penyisiran di beberapa sudut bangunan yang rusak berat akibat panas dan asap pekat.

Lurah Cempaka Baru, Rahmat H, sebelumnya menyebutkan bahwa jumlah korban tewas awalnya dilaporkan lima orang. Namun angka tersebut terus bertambah seiring proses evakuasi.

“Sudah lebih dari 10 orang yang tewas dan petugas masih melakukan evakuasi,” ungkap Rahmat dalam laporan sebelumnya. Kini jumlah korban telah mencapai lebih dari dua kali lipat.

Dugaan Pemicu Kebakaran: Ledakan Baterai Drone

Penelusuran awal aparat dan keterangan saksi mengarah pada dugaan bahwa kebakaran dipicu oleh korsleting pada baterai drone di lantai 1. Insiden terjadi saat jam istirahat, sehingga banyak pegawai berada di berbagai lantai dan tidak menyadari cepatnya api menjalar.

“Kebakaran bermula dari lantai 1, lalu merambat ke atas. Sejumlah pegawai berusaha menyelamatkan diri dengan naik ke lantai lebih tinggi, tapi justru terjebak,” tutur Rahmat.

Peristiwa ini menambah daftar panjang kebakaran yang dipicu oleh perangkat elektronik bertegangan tinggi. Selain upaya identifikasi korban, publik kini menantikan penyelidikan mendalam terkait standar keselamatan kerja, jalur evakuasi, serta penanganan bahan berisiko di ruko tersebut.

Sementara itu, keluarga korban hanya bisa menunggu kabar di RS Polri, berharap kepastian mengenai nasib orang-orang terkasih mereka.