Liputan6.com, Tangerang - Banten kini resmi memiliki Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Bedah Saraf. Program ini diinisiasi oleh Universitas Pelita Harapan (UPH) dan mulai menerima mahasiswa angkatan pertama untuk Tahun Akademik 2026/2027 sejak 24 September 2025.
"Inisiatif ini selain untuk membuka akses yang lebih luas bagi pendidikan dokter spesialis, tetapi juga menghadirkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu bagi masyarakat," kata Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Bedah Saraf UPH, Prof. dr. Julius July, Sp.BS (K)
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk Indonesia mencapai 284 juta jiwa per pertengahan 2025. Sementara itu, Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia (PERSPEBSI) merekomendasikan rasio ideal dokter bedah saraf sebesar 1:100.000 penduduk.
Dengan perhitungan ini, Indonesia seharusnya memiliki lebih dari 2.000 dokter. Namun, hingga 2025, jumlah dokter spesialis bedah saraf yang terdaftar di PERSPEBSI baru mencapai kurang lebih 500 dokter.
Lebih lanjut, Julius mengatakan PPDS bedah saraf ini bakal berfokus pada diagnosis dan penanganan tumor otal dan berbagai gangguan neurologis yang berhubungan dengan kanker.
“PPDS Bedah Saraf FK UPH dirancang memiliki keunggulan pada neuro-onkologi terintegrasi. Bidang ini berfokus pada diagnosis dan penanganan tumor otak, sumsum tulang belakang, serta berbagai gangguan neurologis yang berhubungan dengan kanker,” jelas Julius.
Kajian Mendalam Tim Kurikulum
Perjalanan lahirnya PPDS Bedah Saraf FK UPH bukanlah proses singkat. Sejak 11 Maret 2021, tim kurikulum Prodi Bedah Saraf melakukan kajian mendalam dengan membandingkan kurikulum dari berbagai universitas di dalam dan luar negeri.
Dari mancanegara, mereka menelaah program pendidikan di Malaysia, Filipina, Vietnam, Jepang, hingga Taiwan.
Sementara di Indonesia, studi dilakukan terhadap program sejenis di Universitas Udayana (UNUD), Universitas Hasanuddin (UNHAS), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Diponegoro (UNDIP).
PPDS Bedah Saraf FK UPH hadir dengan dukungan penuh dari jaringan Medical Sciences Group (MSG) yang mencakup Siloam Hospitals Group, College of Health Sciences UPH, serta Rumah Sakit Siloam Lippo Village sebagai rumah sakit pendidikan utama yang menaungi program ini.
Didukung pula dengan kehadiran rumah sakit rujukan nasional seperti MRCCC, SHKJ, RS Dharmais, RS PON, hingga RSUD Tangerang.
“Semua fasilitas ini didukung oleh tim dokter spesialis patologi anatomi yang kompeten dan ahli dalam bidangnya. Kami berkomitmen untuk menyediakan fasilitas terbaik agar proses pendidikan berjalan optimal,” ujar Julius.
PPDS Bedah Saraf FK UPH Ditempuh 5 Tahun
Julius juga mengungkapkan, PPDS Bedah Saraf FK UPH dirancang untuk ditempuh selama lima tahun.
Peserta yang ingin mendaftar harus berusia maksimal 35 tahun, telah menyelesaikan program internship, memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) yang masih aktif, serta sertifikat Advanced Cardiac Life Support (ACLS) yang berlaku.
Kurikulum disusun berbasis kompetensi dengan menekankan pembelajaran aktif dan keterampilan praktis. Program ini mengintegrasikan tiga pilar utama, yaitu pelayanan, pendidikan, dan penelitian, agar lulusan tidak hanya terampil secara profesional, tetapi juga memiliki budaya belajar mandiri dan berkelanjutan.
“Lulusan PPDS Bedah Saraf FK UPH diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata bagi dunia kesehatan di Indonesia. Mereka tidak hanya dibekali kompetensi dan standar etika profesi yang tinggi, tetapi juga kesiapan untuk memberikan pelayanan sesuai perkembangan ilmu terkini, meningkatkan penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat, serta berperan dalam pemerataan dokter spesialis bedah saraf di seluruh Indonesia,” tutur Julius.