Liputan6.com, Jakarta Anemia bukan hanya membuat tubuh lemas atau pucat, tapi juga bisa berdampak serius pada ibu hamil dan janin yang dikandungnya.
Kondisi kekurangan hemoglobin ini dapat memengaruhi kesuburan, meningkatkan risiko keguguran, hingga menyebabkan bayi lahir dengan gangguan pertumbuhan atau cacat bawaan.
Dokter Rovy Pratama menjelaskan bahwa anemia dapat berpengaruh pada seluruh fase kehamilan, mulai dari masa persiapan hingga menjelang persalinan.
“Kalau kita anemia sejak persiapan kehamilan, bisa sulit untuk hamil. Saat sudah hamil, risikonya meningkat misalnya mudah keguguran dan kalau terjadi di trimester ketiga, bayi bisa tidak tumbuh optimal,” katanya.
Menurutnya, bayi yang lahir dari ibu dengan anemia berat berisiko mengalami gangguan perkembangan, termasuk cacat lahir. Karena itu, penting bagi perempuan yang sedang merencanakan kehamilan maupun yang sudah hamil untuk rutin mengonsumsi nutrisi yang dapat mencegah anemia.
“Tiga komponen yang paling penting itu zat besi (Fe), asam folat atau vitamin B9, dan vitamin B12. Semuanya berperan penting untuk pembentukan hemoglobin,” tambahnya saat ditemui di Jakarta Utara pada Sabtu, 11 Oktober 2025.
Kehamilan Termasuk Salah Satu Penyebab Anemia
Rovy menjelaskan bahwa kehamilan merupakan salah satu dari empat penyebab utama anemia yang dikenal dengan istilah 4K, yakni kekurangan, kehilangan, kerusakan, dan kehamilan. Kondisi ini bisa menjadi berbahaya bila tidak diimbangi dengan asupan zat besi yang cukup.
"Jadi, kehamilan itu merupakan kondisi normal sebagian wanita mengalami anemia,” jelasnya.
Rovy menambahkan, kesadaran perempuan usia produktif tentang pentingnya nutrisi sebelum dan selama kehamilan sangat menentukan kesehatan ibu dan anak.
“Pencegahannya harus dimulai sejak sebelum hamil, bukan saat sudah hamil,” tambahnya.
Ibu Hamil Wajib Rutin Minum Tablet Tambah Darah
Untuk mencegah anemia, Rovy menegaskan pentingnya konsumsi rutin tablet tambah darah dan suplemen asam folat selama masa kehamilan.
“Makanya, ibu hamil harus minum tablet tambah darah untuk mencukupi kebutuhan komponen yang diperlukan,” katanya.
Dia, mengingatkan, anemia tidak boleh dianggap sepele karena tiga dari empat penyebabnya paling sering dialami oleh perempuan.
“Itulah kenapa edukasi tentang konsumsi zat besi sangat penting,” pungkas Rovy.