Liputan6.com, Jakarta Dalam kehidupan sehari-hari, stres tidak bisa dihindari, baik dari pekerjaan, hubungan, maupun masalah pribadi. Cara seseorang merespons tekanan ini dikenal dengan istilah coping mechanism.
Coping mechanism adalah cara kognitif dan perilaku yang digunakan untuk mengelola ancaman terhadap kesejahteraan. Ketika stres menguasai diri, tubuh tidak bisa terus berada dalam kondisi siaga tinggi. Coping adalah cara alami untuk mengatasi tekanan itu.
Dilansir dari laman Health, stres memicu sistem fight-or-flight, meningkatkan hormon kortisol dan adrenalin yang membuat tubuh lebih waspada. Namun, jika kondisi ini berlangsung lama, tubuh akan kewalahan dan sulit berfungsi dengan baik.
Konsep coping pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Richard Lazarus dan Susan Folkman pada 1984. Mereka mendefinisikan coping sebagai strategi untuk mengelola tekanan baik dari luar maupun dari dalam diri.
Sejak saat itu, penelitian membuktikan bahwa kemampuan coping yang sehat dapat menurunkan risiko gangguan mental dan membantu individu lebih adaptif menghadapi perubahan hidup.
Jenis Coping Mechanism
Secara umum, ada dua kategori utama coping yaitu adaptive (adaptif) dan maladaptive (maladaptif). Coping adaptif membantu mengelola tekanan secara sehat, seperti berbicara dengan orang terpercaya, mencari solusi, menerima situasi, atau mengubah sudut pandang.
Sebaliknya, coping maladaptif cenderung merugikan, seperti penyalahgunaan alkohol, obat-obatan, atau mengisolasi diri. Dengan memahami perbedaannya, kita bisa memilih cara yang lebih sehat untuk meredakan stres dan mencegah dampak negatif bagi kesehatan fisik maupun mental.
Coping dalam Kehidupan Nyata
Coping mechanism dapat terlihat jelas dalam kasus gangguan stres pascatrauma (PTSD), kecemasan, atau depresi. Banyak orang yang secara alami menghindari pemicu stres, namun cara ini sering kali tidak menyelesaikan masalah.
Pendekatan adaptif, seperti terapi, olahraga, meditasi, atau berbagi pengalaman dengan orang terpercaya, terbukti membantu pemulihan. Strategi ini memperkuat koneksi sosial dan mengurangi dampak trauma secara perlahan.
Cara Membangun Resiliensi
Resiliensi adalah kemampuan untuk bangkit kembali dari kesulitan dan bisa dilatih dengan berbagai cara. Mengembangkan hubungan yang sehat dan merencanakan pola hidup seimbang dapat meningkatkan ketahanan mental.
Aktivitas sederhana seperti olahraga, tidur cukup, dan makan sehat juga termasuk langkah penting. Dengan membiasakan coping mechanism yang positif, seseorang akan lebih siap menghadapi tekanan dan mengubah tantangan menjadi peluang untuk tumbuh.