Tentara Israel yang disandera meratap di dalam terowongan yang dirahasiakan lokasinya.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Para ibu dari sejumlah tahanan Israel pada Sabtu (9/8/2025) mengancam Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan tuntutan hukum jika dia melaksanakan rencana untuk menduduki sisa Gaza dan mengakibatkan kematian putra-putra mereka yang ditahan di Jalur Gaza.
Dalam aksi protes di pusat kota Tel Aviv, para ibu menuntut diakhirinya eskalasi militer, dan memperingatkan bahwa tangan Netanyahu akan berlumuran darah warga Israel dan tentara yang disandera jika dia bersikeras melaksanakan rencana militernya di Gaza.
Para ibu tersebut menyerukan pemogokan umum yang melumpuhkan ekonomi Israel guna menekan pemerintah agar mencapai kesepakatan pertukaran tawanan, alih-alih melanjutkan rencana untuk menduduki Jalur Gaza secara penuh, demikian laporan media Israel.
Channel 12 Israel mengutip ibu dari tawanan Metan Tsengauker yang mengatakan kepada Netanyahu, "Jika Anda menduduki Gaza dan mereka yang diculik dibunuh, kami akan mengejar Anda. Kami akan mengingatkan rakyat Israel setiap hari bahwa Anda lebih memilih untuk membunuh mereka daripada mencapai kesepakatan pertukaran," dikutip Aljazeera, Ahad (10/8/2025).
Ibu dari tawanan Matan Angrist juga memohon kepada Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Eyal Zamir, untuk menolak perintah militer yang dapat membahayakan nyawa para tawanan. Sang Ibu menyebut Zamir bertanggung jawab langsung atas nyawa mereka.
Hal ini terjadi ketika pihak oposisi Israel menuduh Netanyahu menyabotase negosiasi pertukaran tawanan dengan Hamas karena alasan politik yang berkaitan dengan menjaga kohesi koalisi pemerintahannya.
Media Israel melaporkan terjadinya bentrokan tangan kosong antara polisi Israel dan para pengunjuk rasa di Tel Aviv. Para demonstran menuntut diakhirinya perang Gaza dan kesepakatan pertukaran.
Dikutip Aljazeera, Ahad (10/8/2025) para pengunjuk rasa memblokir Jalan Ayalon utama Tel Aviv dan membakar ban sebagai bentuk protes terhadap pemerintah.
Para pengunjuk rasa yang marah menyerbu studio Channel 13 selama siaran program populer, menuntut diakhirinya perang dan kembalinya para tahanan.
BACA JUGA: Mengapa Netanyahu Tetap Memaksa Lanjutkan Perang Meski Ditentang Dunia Internasional?
Tim berkuda mengejar para pengunjuk rasa di pusat kota Tel Aviv untuk mencegah mereka memblokir jalan-jalan utama di kota.
Polisi mulai melakukan penangkapan di antara para pengunjuk rasa di pusat Tel Aviv.
Pada saat yang sama, para pengunjuk rasa anti-pemerintah diancam oleh orang-orang Israel sayap kanan bersenjata.