REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Presiden RI 2019–2024, Ma’ruf Amin, menegaskan pentingnya pembentukan badan baru pengganti Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) guna mempercepat pertumbuhan industri syariah nasional. Ia berharap, setelah badan tersebut terbentuk, semakin banyak bank syariah baru tumbuh di Indonesia.
“Kita harapkan akan terus lahir bank-bank syariah baru. Ini soal pasar. Market share perbankan syariah kita sebenarnya besar, potensinya sangat tinggi,” ujar Ma’ruf di sela Seminar Nasional “Di Balik Kilau Emas: Siapa Penjamin Simpanan di Bullion Bank?” di Universitas Paramadina, Jakarta, Senin (4/8/2025).
Menurutnya, badan baru tersebut akan menggantikan KNEKS yang selama ini hanya berbentuk komite. Dengan kelembagaan yang lebih operasional, partisipasi publik diharapkan semakin luas.
“Dulu KNEKS itu pendekatannya lebih birokratis, semacam komite yang banyak diisi unsur pemerintahan. Nah, ke depan badan ini akan lebih fleksibel,” katanya.
Ma’ruf menyebut pembentukan badan ini tinggal menunggu waktu. Ia berharap dapat terealisasi bulan ini dan diperkuat melalui Undang-Undang Ekonomi Syariah yang tengah dibahas DPR. “Agar lebih optimal dan bisa melibatkan unsur masyarakat lebih luas, maka dilakukan transformasi menjadi badan. Badan itu tinggal menunggu dibentuk oleh pemerintah. Kalau Undang-Undang Ekonomi Syariah yang sedang digodok di DPR selesai, badan tersebut akan masuk dalam undang-undang dan jadi lebih kuat secara kelembagaan,” ucapnya.
“Kita tunggu saja. Kita harapkan Agustus ini badan tersebut bisa terbentuk. Tapi untuk undang-undangnya memang masih dalam proses di DPR,” tambahnya.
Ma’ruf menilai penguatan kelembagaan menjadi bagian penting dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap ekonomi syariah. Ia mengibaratkan banyak masyarakat masih “tayamum” atau menggunakan bank konvensional karena keterpaksaan, meskipun bank syariah sudah tersedia.
“Dulu kan belum ada bank syariah, jadi mereka menggunakan bank konvensional karena darurat, namanya tayamum. Tapi sekarang sudah ada air, sudah ada bank syariah, tapi mereka masih bertayamum juga. Nah, ini yang harus kita dorong supaya terjadi pergeseran market share ke perbankan syariah,” ujarnya.
Ia juga menyinggung kondisi Bank Muamalat, pelopor bank syariah yang kini kembali menghadapi tantangan. “Ya, Bank Muamalat itu memang pernah mengalami masa sulit, lalu membaik, lalu katanya sekarang menurun lagi. Kita dorong supaya bisa sehat kembali,” ujarnya. Menurut Ma’ruf, pemulihan bisa dilakukan melalui pencarian investor baru maupun perbaikan manajemen.