
PENGURUS Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) Khudori menyoroti besarnya stok beras di gudang Bulog yang mencapai 3,9 juta ton. Namun, penyaluran melalui operasi pasar beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) dinilai belum optimal.
"Bagi masyarakat, stok beras yang hanya ditumpuk di gudang Bulog itu membuat harga beras di pasar tidak terkendali," kata Khudori dalam keterangan yang diterima, Minggu (7/9).
Ia memaparkan, tanda-tanda kenaikan harga beras muncul pada April 2025. Hal itu merupakan dampak dari kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dari Rp6.000/kg menjadi Rp6.500/kg di tingkat petani.
"Harga terus naik di Mei, Juni, Juli, dan Agustus. Intervensi baru dilakukan pertengahan Juli lalu. Sudah terlambat. Selama tujuh dari delapan bulan, dari Januari-Agustus 2025, beras jadi penyumbang inflasi," ungkapnya.
Pemerintah telah melakukan intervensi dengan menyalurkan beras SPHP melalui operasi pasar. Selain itu dengan menyalurkan bantuan pangan beras 10 kg per bulan kepada 18,3 juta keluarga pada Juli-Agustus 2025.
"Ketika harga sudah naik tinggi intervensi tidak selalu manjur. Apalagi kalau jumlah beras operasi pasar yang dialirkan ke pasar masih terbatas dan belum menjangkau wilayah luas seperti saat ini. Terbukti harga beras, medium dan premium, di atas harga eceran tertinggi (HET)," ujar Khudori.
Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menyebut hingga saat ini, Bulog telah menyalurkan beras SPHP lebih dari 327 ribu ton dari total penugasan 1,5 juta ton.
"Penyaluran beras dilakukan secara masif melalui berbagai jalur, mulai dari pedagang pasar tradisional, koperasi, lembaga pemerintah, sinergi dengan TNI-Polri, hingga outlet binaan BUMN, RPK, serta ritel modern," katanya di Gudang dan Sentra Pengolahan Beras Bulog Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (6/9).
Sementara itu, stok beras di Gudang Bulog di Jakarta mencapai 355.200 ton, tersebar di 74 gudang dengan kapasitas masing-masing sekitar 3.000 ton. Stok yang disimpan di Jakarta merupakan bagian dari total cadangan beras pemerintah sebesar 3,9 juta ton. (E-4)