Komandan Satgas Garuda Merah Putih II Kolonel Penerbang (Pnb) Puguh Yulianto membeberkan sejumlah kendala yang dialami timnya saat menjalankan misi kemanusiaan di Gaza.
Menurutnya, tantangan terbesar datang dari situasi keamanan di lapangan hingga perizinan penerbangan.
“Di lapangan kendala cukup banyak ya, yang pertama memang kami melaksanakan Solidarity Path Operation ini kan tidak sendiri, artinya diinisiasi oleh Jordan Air Forces. Kemudian ada beberapa negara yang terlibat, kurang lebih 12 negara termasuk Indonesia,” kata Puguh kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (13/9).
Puguh menjelaskan, dinamika penerbangan cukup menantang karena operasi dilakukan di area konflik.
“Dinamikanya kalau dari sisi penerbangan cukup menantang, karena posisi kami masuk dalam area pertempuran sehingga ada beberapa dari rekan negara yang kami melaksanakan juga menyiapkan beberapa pencegahan-pencegahan tersendiri,” ujarnya.
Selain faktor keamanan, kendala lain juga datang dari urusan administrasi.
“Kaitannya dengan tersebut, bagi kami selaku Satgas Garuda Merah Putih intinya yang cukup handicap adalah pada saat perizinan penerbangan. Karena tidak semudah kami melakukan perizinan karena harus ada counterpart yang mengizinkan yang notabene otoritanya ada di negara Yordania,” ungkapnya.
Meski begitu, Puguh memastikan logistik yang dibawa tetap dapat dikelola dengan baik.
“Dari segi logistik dan sebagainya, insyaallah ter-cover dengan baik baik dari rekan-rekan Baznas maupun dari rekan-rekan dari Satgas,” katanya.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan soal metode airdrop yang digunakan dalam misi. Ia menjelaskan bantuan logistik diterjunkan menggunakan payung udara utama.
“Yang kami laksanakan kalau media airdrop itu kan ada beberapa tingkatan atau jenis, ada kita sebut lah, lite, medium sama heavy. Yang kami laksanakan adalah lite karena sesuai dengan apa yang dikhawatirkan oleh masyarakat bahwa aman tidak pakai airdrop, insyaallah aman-aman saja karena berat yang kami pakai itu antara 150-165 kilogram,” jelasnya.
Menurutnya, kesepakatan multinasional juga memastikan metode airdrop aman bagi warga sipil. “Pada saat kemarin, kami sepakat semua untuk second round itu yang menggunakan low cost low altitude, beratnya antara 150 sampai 170 kg,” tambah Puguh.
Ia menegaskan, bantuan yang dijatuhkan sudah sesuai sasaran di area-are Gaza yang membutuhkan bantuan....