
MENTERI Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian memberikan pengarahan kepada seluruh kepala daerah se-Sulawesi Selatan pascakerusuhan 29 Agustus 2025, di Baruga Asta Cita Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Kamis (11/9).
Dalam pertemuan itu, Tito menekankan pentingnya pencegahan dengan meminta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) memperkuat deteksi intelijen untuk mengantisipasi terulangnya kekacauan. Ia menyatakan, insiden yang mengakibatkan gedung DPRD Sulsel dan Makassar dibakar harus menjadi pelajaran berharga.
"Yang terpenting adalah mencegah sebelum kerusuhan terjadi. Deteksi intelijen harus kuat untuk membaca situasi dan potensi gangguan kamtibmas di masyarakat," tegasnya usai memberi pengarahan secara tertutup.
Selain penguatan intelijen, Tito juga meminta kepala daerah aktif melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat dan agama untuk menciptakan dialog dan kedamaian. Mantan Kapolri itu mengapresiasi penanganan cepat Forkopimda Sulsel dan Makassar dalam meredam kerusuhan.
Tiga Langkah Krusial
Tito juga menggarisbawahi tiga langkah krusial yang harus segera dilakukan, yaitu rehabilitasi, rekostruksi, dan dialog. Rehabilitasi dilakukan dengan memberikan bantuan kepada korban jiwa, korban luka, dan sakit. Pemerintah pusat dan daerah disebut telah berkoordinasi untuk hal ini.
Sementara rekonstruksi akibat kerusuhan 29 Agustus 2025, dilakukan dengan memperbaiki segala kerusakan akibat peristiwa itu, termasuk dari peristiwa gedung DPRD Makassar dibakar massa. "Untuk kerusakan ringan dapat ditangani pemda, sementara kerusakan berat seperti gedung DPRD akan diambil alih Kementerian Pekerjaan Umum (PU), dan saya sudah komunikasikan itu," ungkapnya
Terkait dialog, Tito meminta para pimpinan daerah berkomunikasi dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat. Tito menutup pengarahannya dengan penekanan pada kolaborasi.
"Forkopimda harus kompak, pendekatan kepada masyarakat diperkuat, dan program yang menyejahterakan seperti lapangan kerja dan pemulihan ekonomi harus dijalankan," tukasnya. (M-1)