Setelahnya, Rhoma Irama mengutip sabda Nabi Besa Muhammad, bahwa kehancuran bangsa bisa terjadi (salah satunya) akibat pembesar-pembesar mencuri dan dibiarkan begitu saja. Pisau hukum tak boleh tajam ke bawah namun tumpul ke atas.
“Ada yang korupsi, dia biarkan. Tetapi ketika orang-orang kecil, orang-orang lemah, orang-orang miskin mencuri, langsung ditegakkan hukum. DPR jalanan bisa terjadi ketika sumber-sumber, saluran-saluran konstitusi sudah tertutup,” ia memperingatkan.
Terakhir namun tak kalah penting, Rhoma Irama mengapresiasi masyarakat yang turun ke jalan untuk menyuarakan kegelisahan atas tingkah laku Wakil Rakyat. Namun, aspirasi tak boleh diwarnai tindakan anarkistis dan sejenisnya.
“Sudah tuli. Sudah bisu. Tidak bisa lagi mengakomodir aspirasi rakyat, boleh terjadi. Namun tetap jangan sampai anarkism. Karena anarkisme itu melanggar Undang-undang dan melanggar agama,” Rhoma Irama mengakhiri.