Liputan6.com, Jakarta Claudio Marchisio, salah satu mantan ikon Juventus, melontarkan kegelisahannya terhadap kondisi klub yang kini terasa tak lagi stabil. Menurutnya, terlalu banyak perubahan dalam tubuh Bianconeri membuat tim sulit menemukan keseimbangan untuk kembali berjaya di puncak sepak bola Italia.
Dalam beberapa musim terakhir, Juventus memang tetap kompetitif di Serie A. Akan tetapi, di balik pencapaian itu, klub seperti kehilangan arah. Pergantian pelatih yang terlalu sering, jual-beli pemain tanpa rencana jangka panjang, dan kebijakan manajemen yang berfokus pada hasil instan membuat fondasi tim menjadi rapuh.
Marchisio melihat pola yang sama terus berulang: setiap musim seperti proyek baru yang dimulai dari nol. Baginya, tanpa stabilitas, Juventus tidak akan pernah bisa membangun kembali mental juara yang dulu menjadi ciri khas mereka.
Marchisio dan Masa-masa Awal Kebangkitan Juventus
Dalam wawancara dengan Calciomercato, Marchisio menegaskan bahwa kunci kesuksesan bukanlah pergantian cepat, melainkan konsistensi dan kesabaran. “Ada terlalu banyak perubahan: di level klub, dengan pelatih, dengan para pemain. Anda tidak bisa membangun tim pemenang dalam enam bulan, atau setahun,” ujarnya tegas.
Ia kemudian menyinggung masa-masa awal kebangkitan Juventus setelah periode sulit di akhir 2000-an. “Sebelum mulai menang, Juve saya sempat dua kali finis di posisi ketujuh. Dalam skuad saat itu, ada enam atau tujuh pemain yang di pasaran berada di peringkat sebelas karena klub butuh uang atau dianggap tidak layak memakai seragam Juve. Namun, mereka kemudian bertahan dan menulis sejarah sepak bola,” katanya.
Marchisio menilai keberhasilan generasi tersebut bukan hasil revolusi instan, melainkan buah dari kesabaran dan kepercayaan. Ia menambahkan, “Kita perlu lebih tenang dalam menilai.” Pesan itu terasa sederhana, tetapi maknanya dalam: stabilitas bukan tanda kelemahan, melainkan fondasi dari kesuksesan jangka panjang.
Juventus Perlu Membangun Ulang dengan Kesabaran
Kini, di bawah kepemimpinan baru, Juventus kembali berada dalam fase transisi. Proyek pembangunan ulang sedang berjalan, tapi tantangannya adalah bagaimana menjaga arah agar tidak kembali terjebak dalam siklus perubahan cepat yang sama.
Marchisio mengingatkan bahwa nilai-nilai yang dulu membuat Juventus disegani bukan hanya soal trofi, melainkan tentang keteguhan dan kontinuitas. Ia ingin klub kembali pada prinsip itu — membangun dengan waktu, mempercayai proses, dan menumbuhkan rasa percaya diri dari dalam.
Pesan mantan gelandang itu terasa seperti panggilan nostalgia untuk seluruh keluarga Bianconeri. Bahwa untuk kembali menjadi Juventus yang dulu, mereka harus berhenti terburu-buru dan mulai membangun lagi — pelan, pasti, dan bersama.
Sumber: Calciomercato, juvefc.com