Lampung Geh, Bandar Lampung — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak hanya meningkatkan konsumsi pangan lokal, tetapi juga membuka peluang kerja bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyebut, program tersebut telah menyerap lebih dari 24 ribu tenaga kerja dari kelompok desil 1 dan desil 2 atau masyarakat miskin.
“Pertama, kita melihat dari sisi perkembangan dan manfaat MBG ini sangat luar biasa. Konsumsi ayam dan telur naik, dan ada 24 ribu tenaga kerja yang terserap. Mayoritas berasal dari desil 1 dan desil 2, artinya masyarakat yang sebelumnya berada di bawah garis kemiskinan kini punya peluang kerja dan penghasilan,” ujar Gubernur Mirza saat diwawancarai usai memimpin rapat Kolaborasi Program Pusat dan Daerah di Kantor Gubernur Lampung, Jumat (17/10).
Menurutnya, percepatan pelaksanaan MBG harus diimbangi dengan kesiapan pemerintah daerah dalam menjaga ketersediaan pasokan bahan pangan.
Pemerintah provinsi mendorong petani dan pelaku usaha kecil di desa agar menjadi bagian dari rantai pasok MBG, mulai dari ayam, telur, sayuran, hingga cabai.
“Program MBG berkembang sangat cepat. Karena itu, pemerintah desa dan provinsi harus segera menyambutnya dengan menyiapkan suplai dari petani lokal. Jadi, manfaatnya tidak hanya untuk penerima bantuan, tapi juga untuk masyarakat yang menjadi penyedia pangan,” kata Gubernur Mirza.
Ia menambahkan, kolaborasi antara program pemerintah pusat dan program daerah akan menjadi kunci pengungkit ekonomi masyarakat. Salah satunya melalui integrasi MBG dengan program Desaku Maju dan Koperasi Merah Putih.
“Bagaimana mengintegrasikan program pusat dengan program provinsi seperti Desaku Maju, sehingga daya ungkitnya maksimal untuk pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat Lampung,” lanjutnya.
Gubernur Mirza juga mengungkapkan, sejumlah pemerintah kabupaten mulai menyiapkan proposal pengembangan Koperasi Merah Putih di desa-desa untuk memperkuat hilirisasi komoditas lokal. Keberadaan koperasi tersebut diharapkan meningkatkan nilai tambah ekonomi di tingkat desa.
“Saya sudah mendapat laporan dari bupati-bupati. Mereka mulai menyiapkan proposal agar Koperasi Merah Putih bisa mengangkat komoditas desa. Dengan adanya koperasi ini, nilai tambahnya akan kembali ke masyarakat desa,” pungkasnya. (Cha/Lua)