PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk terus mempercepat transformasi bisnis melalui pemisahan anak usaha sebagai entitas perusahaan yang berdiri secara mandiri.
Direktur Strategic Business Development and Portfolio Telkom, Seno Soemadji, mengatakan perusahaan melihat peluang besar dalam monetisasi infrastruktur yang telah dibangun selama bertahun-tahun.
“Kami melihat adanya peluang untuk unlocking value dengan merealisasikan nilai dari infrastruktur yang telah kami bangun selama bertahun-tahun melalui investasi,” ujar Seno dalam Public Expose 2025 secara daring, Jumat (12/9).
Kata Seno, Telkom tengah mempersiapkan bisnis aset fiber melalui Infranexia sebagai identitas komersial. “Persiapan ini mencakup pemisahan aset, pengamanan finansial, serta tata kelola yang menarik bagi investor jangka panjang,” jelasnya.
Seno menjelaskan proses review atas aset infrastruktur Telkom sejauh ini berjalan sesuai jadwal. Menurutnya, tahapan ini menjadi krusial untuk memastikan potensi transaksi di masa depan, baik melalui skema kemitraan, injeksi modal, maupun aksi korporasi.
Saat ini tingkat utilisasi fiber Infranexia masih sekitar 40 persen. Hal itu menunjukkan ruang pertumbuhan yang besar.
“Utilisasi yang belum optimal memberikan ruang untuk ekspansi, memungkinkan InfraNexia untuk melayani permintaan segmen yang lebih luas, serta membuka peluang monetisasi baik dari grup maupun eksternal,” lanjutnya.
Tahap pertama transfer aset ke Infranexia ditargetkan selesai pada akhir 2025 setelah mendapat persetujuan pemegang saham. Transfer itu akan mencakup lebih dari 50 persen aset infrastruktur Telkom berdasarkan nilai buku, termasuk akses, aggregation, backbone, hingga aset pendukung lain.
“Hal ini menjadi langkah besar dalam memposisikan Infranexia sebagai perusahaan yang siap menghadapi masa depan, memiliki skalabilitas yang besar, dan mampu menarik mitra strategis jangka panjang,” ungkap Seno.
Wakil Direktur Utama Telkom, Muhammad Awaluddin, mengungkap Telkom memang tengah melakukan penyederhanaan portofolio bisnis agar lebih fokus dan efisien.
“Saat ini kami mengambil langkah tegas untuk mengkonsolidasikan dan menyederhanakan organisasi, menggabungkan bisnis yang serupa antara satu sama lain, melepas aset non-core, serta menyelaraskan anak usaha dengan pilar bisnis inti yang jelas,” ujarnya.
Awaluddin melanjutkan, Telkom kini bertransisi dari operator tradisional menjadi induk usaha strategis. "Pergeseran ini tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang bagaimana kami melayani, bertumbuh dan menciptakan nilai jangka panjang dalam ekonomi digital yang berkembang besar,” kata dia.